PINRANG – Harga gabah di Pinrang anjlok. Petani harus gigit jari. Belum lagi masalah tersendatnya pembayaran dari pengusaha.
Kondisi ini dirasakan 70 persen masyarakat yang berprofesi petani. Permasalahan ini langsung mendapat tanggapan dari anggota DPRD Pinrang.
Rapat Dengar Pendapat (RDP) pun digelar Jumat tadi (07/05/2021). Menghadirkan seluruh pihak terkait.
Baca Juga :
Pada RPD ini, juga dibahas proses penjualan beras oleh Bulog. Belakangan mengalami kendala. Disebabkan kondisi gudang yang penuh.
Yang menurut anggota Komisi II DPRD Pinrang, A Pallawagau Kerrang, permasalahan itu juga menjadi penyebab jatuhnya harga penjualan gabah.
Olehnya, dia berharap agar Bulog memprioritaskan beras dari Pinrang untuk diserap dengan memanfaatkan sisa gudang yang ada.
“Kalau memang ada gudang yang bisa dibenahi dan Bulog kekurangan anggaran, saya kira Perpadi bisa bantu benahi. Yang terpenting bagaimana beras dari Pinrang ini bisa terserap secepatnya untuk kembali menormalkan harga gabah,” tandas Legislator Partai PKB ini.
Sementara itu, Kasubdrive Bulog Parepare, Asrul Tallamma, permasalahan tersebut disebabkan rendahnya penyaluran beras dari jumlah stok 1,3 ton.
Bulog kata dia, hanya bertugas menjaga stabilitas harga dan stok jumlah beras.
Sehingga dia sepakat untuk menyelesaikan permasalahan itu dibutuhkan penambahan gudang.
“Saya kira hasil rapat pada hari ini, yang dihadiri langsung Bupati Pinrang dan Ketua DPRD bisa menjadi rekomendasi bagi kami untuk kami teruskan ke atasan kami,” ucap Asrul.
Hampir sama yang disampaikan Kepala Dinas Pertanian Pinrang, A Tjalo Kerrang. Menurutnya, anjloknya harga gabah disebabkan rendahnya penyerapan beras.
Juga terjadi penumpukan gabah di sejumlah gudang pengusaha penggilingan padi.
“Panen padi di Kabupaten Pinrang hingga saat ini sudah mencapai sekitar 80 persen. Sedangkan harga gabah pada bulan Mei ini mengalami penurunan dari sekitar Rp4.500 per Kg pada bulan April menjadi Rp4.200 pada bulan Mei ini,” paparnya.
Bupati Pinrang, Irwan Hamid yang turut hadir berharap agar permasalahan ini segera dicarikan jalan keluar.
“Saya kira Perpadi perlu melakukan komunikasi yang intens mengenai masalah ini, supaya masalah ini bisa diselesaikan sebelum lebaran. Karena di bulan puasa menjelang lebaran ini masyarakat sangat membutuhkan dana,” tandasnya. (*)
Komentar