MAKASSAR – Dari tahun ke tahun pengguna internet di Indonesia meningkat signifikan. Pada 2014, netizen atau orang yang tersambung dengan internet di Indonesia mencapai 88,1 juta orang.
Jumlah ini meningkat menjadi 93,4 juta orang pada 2015. Di 2016, angka tersebut naik menjadi 132,7 juta orang. Banyaknya pengguna internet ini menjadi pasar yang potensial bagi pemasaran produk atau jasa di dunia digital.
Hal ini dikemukakan Ketua Forum Telematika Kawasan Timur Indonesia(KTI), Hidayat Nahwi Rasul saat menjadi narasumber di pelatihan digital marketing di Hotel Alden, Jalan Lasinrang, Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (5/8/2017). Pelatihan yang digagas Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulawesi Selatan ini mengajak pemuda produktif dengan berwirausaha di dunia bisnis e-Commerce.
Baca Juga :
Adapun peserta pelatihan diantaranya Pemuda Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulawesi Selatan, Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) dan Home Basecamp Ballatta Sulawesi Selatan. Selama ini, kata Hidayat, tidak sedikit netizen yang menyebarkan atau mengunggah informasi sampah di internet.
“Banyak pemuda yang tidak produktif dan membuang waktu. Misalnya mengakses situs porno, menyebarkan berita bohong, dan bermain game online. Dengan ilmu marketing digital, pemuda diajak mencari uang di internet, sehingga bisa produktif,” paparnya.
Padahal, Hidayat mengungkapkan, pembangunan kabel fiber optik bawah laut melalui proyek Palapa Ring akan meningkatkan kecepatan akses internet (high speed internet). Hal ini, kata Hidayat, tentunya semakin mempermudah untuk memasarkan barang di dunia online.
“Peluang menjadi jutawan terbuka lebar,” sebut anggota White List Nusantara Kemkominfo ini.
Ketua Komisi Teknologi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Sulawesi Selatan ini menyampaikan nilai transaksi e-Commerce. Pada 2016, kata dia, transaksinya menyentuh angka US$ 4,89 milyar dolar. Sedangkan di tahun yang sama, netizen yang menjadi online shopper mencapai 8,7 juta orang.
Adapun produk yang populer di bisnis online antara lain pakaian sebesar 67,1 persen, sepatu 20,2 persen, tas 20 persen, jam 7,6 persen, tiket pesawat 5,1 persen, handphone 5,1 persen, aksesoris kendaraan 2,8 persen, dan kosmetik 2,3 persen. Melalui gerakan 1.000 startup digital, pemuda didorong mandiri.
“Pelatihan yang digagas Dispora Sulawesi Selatan ini relevan mendorong anak muda manfaatkan gawai untuk mencari uang. Sebab bisnis digital meningkat signifikan dari tahun ke tahun. Sekarang bukan hanya kerja keras, tetapi juga kerja cerdas,” ujar Hidayat Nahwi Rasul, pakar telematika ini.
Untuk masuk ke dunia ekonomi informasi, kuncinya adalah digital marketing. Di dunia digital, peluang meraup rupiah sangat besar. Dengan ilmu digital marketing, dapat memanfaatkan gadget untuk menjadi jutawan. (*)
Komentar