Lintas Terkini

Ternyata Mobil Pajero Sport dan Fortuner Tak Boleh Melaju Kecepatan Tinggi, Ini Alasannya

Mobil Pajero Sport Milik Vanessa Angel yang Kecelakaan di Tol Jombang. (Istimewa).

Mobil SUV ladder frame seperti Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner ternyata tidak dibenarkan untuk melaju dengan kecepatan tinggi.

Hal itu dikarenakan mobil tersebut memiliki dimensi tinggi sehingga membuat pusat gravitasinya menjadi lebih tinggi. Secara tidak langsung, hal ini akan membuat mobil menjadi lebih rentan untuk tidak stabil.

Seperti baru-baru ini kabar dari artis Vanessa Angel yang mengalami kecelakaan di ruas tol Jombang-Mojokerto KM 672 arah Surabaya pada hari Kamis (4/11/2021).

Akibatnya, Vanessa Angel dan sang suami Febri Ardiansyah meninggal di tempat kejadian.

Mobil milik Vanessa tersebut adalah Mitsubishi Pajero Sport.

Sopir maut dari kecelakaan tersebut, Tubagus Joddy mengaku sempat memacu SUV tersebut hingga kecepatan 120 km/jam.

“Kalau dari interogasi awal dari sopir mengaku 120 kilometer per jam,” kata asi Laka Subdit Gakkum Ditlantas Polda Jatim Kompol Hendry Ferdinan Kennedy seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com.

Bahkan, menurut pakar telematika Roy Suryo, kecepatan rata-rata mobil tersebut 159 Km per jam. Dengan kecepatan rata-rata seperti ini, bisa saja kecepatan mobil mencapai 170 hingga 180 Km per jam.

Perlu diketahui, bahwa apa yang dilakukan oleh Tubagus Joddy dan segelintir pengemudi Mitsubishi Pajero dan Toyota Fortuner tersebut tidaklah benar.

Karena, meskipun mesin kedua SUV tersebut besar dan menghasilkan tenaga yang cukup tinggi, ada beberapa masalah yang menjadikan kedua mobil ini tak cocok dipakai kebut-kebutan atau melaju dengan kecepatan tinggi.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Cartoq pada Minggu (7/11/2021), alasan pertama yang membuat kedua mobil tersebut tak cocok digunakan kebut-kebutan adalah karena dimensi mobilnya.

Baik Pajero ataupun Fortuner sama-sama berjenis SUV, yang notabene adalah mobil-mobil dengan bentuk bodi yang tinggi.

Bentuk badan mobil yang tinggi tersebut membuat pusat gravitasinya menjadi lebih tinggi. Secara tidak langsung, hal ini akan membuat mobil menjadi lebih rentan untuk tidak stabil dibandingkan sedan yang memang dibuat untuk mengejar kecepatan lebih tinggi.

Jika SUV dengan kondisi seperti ini dipacu lebih kencang, maka hambatan angin yang menabrak bagian bodi juga bertambah besar. Hal ini bisa membuat mobil menjadi limbung dan tidak stabil.

Jangan lupakan juga masalah body roll yang bisa menyebabkan mobil langsung terguling jika sang sopir tak mampu mengontrol mobil dengan benar.

Ada lagi faktor lainnya yang ikut memperparah masalah di atas, yakni penggunaan sasis model Ladder Frame.

Sasis dengan bentuk ladder frame ini pada dasarnya adalah rangka yang disatukan dengan bagian bodi mobil secara terpisah.

Hal ini menyebabkan gejala body roll akan terasa lebih parah dibandingkan mobil dengan sasis monocoque.

Monocoque sendiri adalah mobil-mobil yang bagian bodi dan sasisnya menyatu. Hal ini membuat mobil dengan jenis sasis seperti ini akan lebih mudah untuk dikendalikan di berbagai kondisi jalan.

 

Exit mobile version