Lintas Terkini

Pemerintahan Jokowi-JK Sukses “Merevolusi Mental” Mahasiswa

Penulis, Embha Ilham (Demisioner Ketum Dewan Mahasiswa Fakultas Saintek).

LINTASTERKINI.COM – Pemerintahan Joko Widodo dan HM Jusuf Kalla (Jokowi-JK) telah berhasil “merevolusi mental” mahasiswa saat ini. Presiden RI ke-7, Ir. H. Joko Widodo atau yang lebih akrab disapa Jokowi merupakan yang mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014 lalu setelah memenangkan Pemilu Presiden bersama wakilnya Jusuf Kalla.

Seperti yang telah kita ketahui bersama, bahwa sebelum menjadi Presiden RI, Jokowi pernah menjadi Walikota Surakarta (Solo) dan juga Gubernur DKI Jakarta yang kemudian tugasnya sebagai Gubernur ditinggalkan demi menjadi seorang Presiden. Saat kampanye Pemilu Presiden berlangsung, motto gerakan sekaligus motto kampanye ala Jokowi yang populer saat itu ialah gerakan “Revolusi Mental”.

Alhasil, gerakan “Revolusi Mental” ala Jokowi terbukti sukses. Revolusi yang sama-sama kita pahami sebagai perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat, terbukti telah berhasil dilakukan oleh Presiden yang khas dengan gaya blusukannya itu.

Mental masyarakat yang dalam hal ini masyarakat intelektual, sebut saja “Mahasiswa”, telah berhasil diubah dengan cepat oleh Jokowi dari mental membangkang, mental melawan, mental berjuang demi rakyat menjadi mental penurut dan mengikut terhadap apapun kebijakan pemerintah. Suara-suara perlawanan sudah begitu jarang kita dengar.

Bahkan hingga akhir tahun 2016 kemarin, Republik ini begitu dingin dari gerakan-gerakan mahasiswa. Nyatanya, “Revolusi Mental” benar-benar berhasil. Di awal menjabat sebagai Presiden, Jokowi pernah berucap bahwa ia dan pemerintahannya akan berani mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak populer.

Sangat betul. Faktanya, kebijakannya bukan hanya tidak populer, melainkan juga tidak berpihak kepada rakyat. Naiknya harga BBM, harga sembako, Tarif Dasar Listrik (TDL), hingga yang terakhir naiknya biaya pengurusan STNK, BPKB serta SKCK merupakan sebuah kebijakan yang sangat tidak populer sekaligus tidak berpihak kepada rakyat.

Tapi apa boleh dikata, mahasiswa hanya bisa diam, masyarakat hanya bisa menerima, lalu mati secara perlahan. Sekali lagi “Revolusi Mental” benar-benar berhasil.

Semoga saja lewat tulisan sederhana ini, hati kita bisa sama-sama tergerak untuk kemudian sama-sama bergerak dengan niat dan tujuan yang sama mengingatkan Pemerintah untuk berpihak pada rakyat kecil. (*)

Exit mobile version