JAKARTA — Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Drs. Frederik Kalalembang, melakukan pertemuan dengan Kementerian Perhubungan dan bertemu langsung dengan Wakil Menteri Perhubungan, Komjen Pol (Purn) Suntana, di kantor pusat Kemenhub, Jalan Medan Merdeka Barat No. 8, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Frederik menyampaikan sejumlah aspirasi masyarakat dari Daerah Pemilihan Sulawesi Selatan III, yang meliputi sembilan kabupaten/kota: Kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur, Tana Toraja, Toraja Utara, Enrekang, Sidrap, dan Pinrang.
Salah satu fokus aspirasi yang dibawa adalah rencana pembangunan jalur Tol Laut dengan pusat di Kota Palopo. Menurut Frederik, Palopo sangat layak dijadikan simpul utama jalur logistik laut karena posisinya yang sangat strategis. Palopo berada tepat di jantung Luwu Raya, dan menjadi pintu masuk utama menuju kawasan pegunungan seperti Tana Toraja, Toraja Utara, dan Enrekang.
Baca Juga :
“Secara geografis, Palopo menghubungkan wilayah pesisir timur Sulawesi Selatan dengan dataran tinggi di barat. Ini menjadikan Palopo sebagai titik tengah strategis yang mengalirkan barang dan jasa antara wilayah maritim dan pegunungan,” ujar Frederik.
Ia menambahkan bahwa dari sisi kependudukan, Palopo juga menjadi pusat perdagangan, pendidikan, dan layanan kesehatan, yang melayani masyarakat lintas kabupaten/kota di sekitarnya.
Dengan pelabuhan terbesar di Luwu Raya, Kota Palopo diyakini mampu mengurangi ketergantungan distribusi logistik dari pelabuhan Parepare dan Makassar. Pusat tol laut di Palopo akan mempercepat arus barang, menurunkan biaya distribusi, dan memperkuat konektivitas antarwilayah di bagian tengah dan utara Sulsel.
Selain itu, Frederik juga menyampaikan aspirasi masyarakat terkait pengembangan Bandara Sorowako di Kabupaten Luwu Timur. Ia mendorong agar bandara tersebut dapat ditingkatkan statusnya menjadi bandara komersial yang melayani penerbangan penumpang secara reguler.
Salah satu usulan konkrit yang disampaikan adalah perlunya perpanjangan landasan pacu (runway) agar dapat didarati pesawat ATR yang berukuran lebih besar dan berkapasitas lebih tinggi.
Saat ini, Bandara Sorowako hanya melayani penerbangan terbatas yang dioperasikan oleh maskapai Indonesia Air Transport menggunakan ATR 42-500 berkapasitas sekitar 40 penumpang, dan itu pun masih bersifat charter oleh PT Vale Indonesia, Tbk. Dengan peningkatan kapasitas bandara, diharapkan akan ada lebih banyak maskapai yang bisa beroperasi secara reguler, sehingga membuka akses transportasi udara yang lebih luas untuk masyarakat dan mendukung sektor industri, pariwisata, serta mobilitas warga di Luwu Timur dan sekitarnya.
“Semua yang saya sampaikan adalah suara masyarakat yang saya serap langsung dari berbagai pertemuan dan dialog selama kunjungan kerja. Ini bentuk nyata komitmen saya dalam membawa kebutuhan daerah ke tingkat nasional,” tegas Frederik.
Wakil Menteri Perhubungan, Komjen Pol (Purn) Suntana, menyambut baik dan mengapresiasi aspirasi yang disampaikan Frederik. Ia menilai bahwa usulan pembangunan tol laut dan pengembangan bandara sangat sejalan dengan arah kebijakan Kementerian Perhubungan untuk memperkuat konektivitas nasional, terutama di wilayah Indonesia timur.
“Kami menyambut baik dan mendukung usulan ini karena selaras dengan program penguatan konektivitas nasional yang sedang kami dorong. Ke depan, usulan ini akan kami tinjau lebih lanjut secara teknis,” ujar Wamenhub.
Ia menambahkan, tentu dalam prosesnya akan ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi, seperti keterbatasan anggaran, kesiapan infrastruktur penunjang, dan sinkronisasi dengan tata ruang dan lainnya. Namun Kementerian Perhubungan nantinya siap untuk mengawal agar usulan ini dapat masuk dalam perencanaan prioritas nasional. (*)
Komentar