MAKASSAR – Briton International English School bekerja sama dengan 25 BEM Universitas se-kota Makassar akan mengadakan event besar di akhir tahun yakni “TOEFL AKBAR” yang melibatkan 2.000 peserta test dari kalangan mahasiswa dan umum. Event TOEFL AKBAR ini adalah event tahunan yang rutin dijalankan dalam rangka memperkenalkan bentuk test TOEFL dan strategy menjawab test ke peserta.
Kegiatan BRITON-TOEFL AKBAR 2016 bekerjasama dengan beberapa badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Himpunan Mahasiswa, dan pengiatan Unit Kegiatan Mahassiwa (UKM) dari beberapa universitas di Makassar. Seperti UNHAS, UMI, UNM, UNISMUH, Politeknik Negeri U.P, UIT, STKIP Mega Rezky, STMIK Kharisma dan Atmajaya yang akan dilaksanakan 27 November 2016 di Baruga A.P. Pettarani Universitas Hasanuddin.
TOEFL adalah singkatan dari Test Of English as a Foreign Language (Test Bahasa Inggris sebagai bahasa asing), yang diorganisir oleh sebuah lembaga di Amerika Serikat yang bernama ETS (Educational Testing Service). BRITON sendiri merupakan salah satu lembaga pendidikan bahasa Inggris terbesar di Indonesia.
Baca Juga :
Briton International English School sebagai authorized centre of Cambridge ESOL exams ID 003 adalah pelaksana ujian international. Ujian-ujian tersebut diantaranya adalah YLE (Young Learners English) untuk siswa SD, KET dan PET untuk Siswa SMP dan SMU, Business English Certificate untuk karyawan dan pencari kerja, Teaching Knowledge Test (TKT) untuk sertifikasi guru dan dosen bahasa Inggris.
Sementara itu Awaluddin, ketua Panitia event TOEFL akbar ini mengungkapkan, bahwa TOEFL merupakan standardisasi kemampuan bahasa inggris seseorang secara tertulis yang meliputi tiga aspek yaitu ,Listening,Writing, Reading, dimana TOEFL sangat diperlukan bagi para pelajar di negara-negara yang bahasa utamanya bukan bahasa Inggris, tetapi ingin melanjutkan studi ke negara-negara yang bahasa resminya adalah bahasa Inggris.
Seperti Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara Eropa Barat. Ini diperlukan untuk memastikan bahwa siswa-siswa dari negara berbahasa non-bahasa Inggris tersebut dapat mengikuti perkuliahan di negara berbahasa Inggris dengan baik.
Selain itu, pria yang juga aktif sebagai tenaga akademik Briton ini menambahkan, dengan mengikuti kegiatan ini maka ada tiga manfaat yang akan didapakan antara lain untuk : Memastikan bahwa mahasiswa tersebut memahami uraian yang diberikan dosen dalam bahasa Inggris (listening skill), mahasiswa memahami buku-buku textbook yang diwajibkan (reading skill). mahasiswa mampu membuat tulisan ilmiah dengan tatabahasa yang benar (writing & grammar skill). (*)
Komentar