Legislator PKS Hadiri Training Motivasi BKPRMI Kota Banda Aceh

BANDA ACEH – Anggota DPR RI asal Aceh, M. Nasir Djamil, M.Si menyebut bahwa efek gempa sosial sama dahsyatnya dengan gempa bumi. Artinya efek yang ditimbulkan dari perubahan sosial bila tidak dikelola dengan baik akan berakibat fatal untuk generasi yang akan datang.
Penyampaian tersebut disampaikan Nasir Djamil saat memberikan arahan dan motivasi kepada para ustadz dan ustadzah se-Kota Banda Aceh dalam acara training motivasi. Kegiatan tersebut dikhususkan bagi pengajar TPA yang diselenggarakan oleh BKPRMI Kota Banda Aceh, Selasa, (7/11/2017) di Aula Kantor Camat Ulee Kareng.
Dihadapan para pengajar TPA, Nasir menyebutkan pentingnya kesadaran semua pihak untuk mengantisipasi ancaman dan pengaruh perubahan sosial budaya di tengah masyarakat.
“Jangan kita anggap fenomena perubahan sosial ini hal yang biasa, ini akan bahaya bila kita tidak antisipasi secara tepat terhadap anak-anak didik dan generasi kita,” ujar Politisi PKS ini.
Nasir menambahkan, perubahan sosial yang ia maksud adalah perubahan gaya hidup masyarakat. Khusunya dengan hadirnya teknologi digital dan semakin bebasnya media sosial.
“Saat ini semua informasi baik positif maupun negatif sangat mudah diakses oleh siapapun, tak terkecuali anak-anak kita,” ujarnya.
Oleh karena itu menurut anggota DPR RI yang mengaku pernah menjadi guru TPA saat masih kuliah tersebut, anak-anak didik harus dibekali dengan pemahaman agama yang kuat dan tentunya pengawasan dan curahan kasih sayang orang tua.
“Pengawasan orang tua sangat penting. Orang tua harus mau terlibat mengontrol perilaku dan aktivitas anak, serta harus memberikan curahan kasih sayang yang memadai,” jelasnya.
Nasir berpesan, untuk mendidik anak-anak TPA dengan jiwa dan rasa kasih sayang, karena kalau hanya sekedar mengajarkan ilmu, maka ruh mendidik dan membina yang ingin disampaikan tidak akan tercapai.
“Dalam mengajarkan ilmu, apalagi ilmu agama, harus bisa hadirkan nuansa seolah-olah ini adalah bagian dari rekreasi jiwa. Sehingga kita selalu merasa tenteram dalam aktivitas mengajar dan pada akhirnya ruh dan rasa keikhlasan pun akan hadir dengan sendirinya,” tutup Nasir Djamil. (*)