MAKASSAR – Sulsel kini memiliki Sekolah Lansia yang merupakan binaan TP PKK. Pj Ketua TP PKK Sulsel, Sofha Marwah Bahtiar, yang meluncurkan resmi sekolah bernama Sekolah Lansia Ininnawa itu di Gedung Kartini Makassar, Jumat (8/3/2024).
Sofha Marwah mengatakan pembinaan masyarakat lansia sangat berkaitan dengan tugas TP PKK pada Pokja I. Salah satu yang menjadi program prioritas adalah memberdayakan lansia agar dapat menjaga kesehatan fisik dan mental, kebugaran, dan keterampilan.
Harapannya, kata dia, mereka dapat melaksanakan kegiatan secara produktif dan menjadi teladan bagi keluarga dan lingkungannya.
Baca Juga :
“Dalam siklus hidup manusia secara berkesinambungan, di antaranya keluarga yang memiliki lansia agar lansianya tetap eksis dalam karya nyata untuk membawa perubahan-perubahan kearah yang lebih baik bagi kemajuan bangsa dan Negara,” katanya.
Menurut Sofha Marwah, walaupun fase menjadi lansia kualitas hidupnya mengalami penurunan, baik dari sisi fisik maupun mental, yang mengakibatkan produktifitasnya juga menurun, di sisi lain mereka telah melalui perjalanan hidup panjang serta memiliki pengetahuan dan pengalaman yang luas yang dapat dimanfaatkan untuk membuat karya nyata dalam pembangunan nasional.
“Harapan kami pada momentum ini dapat membuka nurani keluarga dan masyarakat Indonesia untuk lebih menguatkan dan memberi motivasi bagi lansia sebagai penasehat generasi saat ini,” tuturnya.
Salah satu upaya yang dilakukan TP PKK Sulsel dalam mendukung arah kebijakan Pemprov Sulsel dalam kelanjutusiaan adalah melaksanakan pembentukan Sekolah Lansia Ininnawa yang proses pelaksanaan pembelajarannya berpusat di Kantor TP PKK, Jalan Mesjid Raya, Makassar.
“Sekolah Lansia Ininnawa ini adalah merupakan sekolah lansia pertama yang dibina oleh TP PKK Sulsel,” imbuhnya.
Ketua Pokja I TP PKK Sulsel, Nurhayati Aziz, menambahkan untuk tahap awal pembinaan lansia telah direkrut peserta sebanyak 30 orang yang berdomisili di Kecamatan Bontoala, Makassar, agar lokasi tempat tinggal peserta dengan tempat pembelajaran mudah dijangkau.
Proses pembelajaran sekolah lansia ini dibutuhkan waktu selama enam bulandengan jumlah pertemuan 12 kali untuk ketercapaian kurikulum pembelajaran dalam menghasilkan tujuh dimensi lansia tangguh, yaitu dimensi spritual, fisik, emosional, intelektual, sosial kemasyarakatan, profesional vokasional, dan lingkungan.
“Untuk keterpenuhan tujuh dimensi lansia tangguh pada peserta, maka akan diberikan melalui proses pembelajaran antara lain materi proses menua dan psikologi, materi kesehatan fisik, kajian ceramah, pembelajaran keterampilan sesuai kebutuhannya, pemeriksaaan kesehatan lansia rutin, kunjungan pembelajaran outdoor sambil rekreasi, dan terakhir bagi para peserta yang dinyatakan lulus akan sampai pada tahap wisuda dan pemberian sertifikat,” urainya.
Sekolah lansia ini juga melibatkan BKKBN Sulsel, Dinas Kesehatan, dan Kanwil Kemenag Sulsel.
Komentar