MAKASSAR — Jerawat seringkali membuat seseorang kurang percaya diri. Berbagai cara kadang dilakukan untuk mengatasi masalah kulit pada wajah itu.
Dari sinilah, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (Stifa) Makassar terbesit membuat inovasi masker jerawat. Bahan dasar yang digunakan juga terbilang unik. Yakni ekstrak daun cemba.
Cemba (Acacia pennata) ini biasanya tumbuh liar di pinggiran gunung Kabupaten Enrekang. Bentuk daun tumbuhan cemba ini mirip dengan meniran. Bedanya, tumbuhan cemba memiliki tangkai-tangkai yang berduri
Baca Juga :
Inovasi ini pun berhasil lolos pada Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemendikbud 2021. Judul penelitiannya adalah “Inovasi Sediaan Sheetmask Berbahan Nanopartikel Perak Dengan Bioreduktor Ekstrak Daun Cemba (Acacia rugata (Lam.) fawc. Rendle) Sebagai Solusi Masalah Jerawat”.
Mereka adalah Bidasari Jumaedi, Azhizah Maha Putri Umar, Esse Darmayanti, dan Merinus Steven Worabay. Keempat mahasiswa itu dibimbing dosen pendamping, Ismail.
Ketua tim, Bidasari Jumaedi mengatakan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi di kalangan masyarakat bahwa daun cemba dapat dijadikan bioreduktor.
Khusunya, dalam pembentukan nanopartikel perak yang digunakan sebagai pengobatan jerawat, dengan mekanisme kerja menghambat pertumbuhan bakteri propionibacterium acnes, staphylococcus epidermidis, dan Staphylococcus aureus.
“Penelitian ini juga diharapkan sebagai sumber rujukan bagi peniliti didalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang bermanfaat terkait nanopartikel perak sebagai anti jerawat,” ujarnya, Jumat (9/7/2021).
Bidasari menjelaskan, jerawat disebabkan oleh bakteri propionibacterium acnes yang merupakan organisme utama dalam memberi kontribusi terhadap terjadinya jerawat.
“Daun cemba mengandung senyawa flavonoid, saponin, terpenoid, steroid, dan alkaloid. Kandungan senyawa flavonoid dan tannin pada ekstrak daun cemba berfungsi sebagai antioksidan alami,” paparnya.
Dia menyebut, untuk membuatnya menjadi masker jerawat, sampel daun cemba dalam bentuk simplisia terlebih dahulu dimaserasi dengan etanol 96 persen selama 24 jam pada suhu kamar. Hasil maserasi disaring menggunakan kertas saring dan diuapkan.
Setelah itu, akan masuk pada proses skrining fitokimia, pembuatan nanopartikel Ag-Ekstrak daun cemba, pembuatan bioselulosa, penyerapan nanopartikel Ag-Ekstrak daun cemba ke dalam bioselulosa, uji efektivitas antibakteri, hingga evaluasi sediaan.
“Ke depan, kita masih akan terus kembangkan sampai betul-betul bisa menjadi sediaan masker wajah untuk mengatasi jerawat. Prosesnya juga masih jalan sampai sekarang,” imbuhnya.(*)
Komentar