SAMARINDA — TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) merupakan bakti TNI yang dilaksanakan secara terpadu dan lintas sektoral bersama Kementerian, Lembaga Pemerintah Non Kementerian, Pemda dan masyarakat. Kegiatan ini sebagai upaya mendukung program Pemerintah dalam percepatan pembangunan Nasional.
Hal tersebut disampaikan Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P pada upacara penutupan TMMD ke-105 Kodim
0901/Samarinda tahun 2019 di Desa Lok Bahu, Kecamatan Sungai Kunjung, Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis (8/8/2019).
Panglima TNI mengatakan, program TMMD dilaksanakan melalui proses perencanaan yang mengutamakan aspirasi dan kepentingan
masyarakat dengan melibatkan semua unsur yang terkait. Seluruh unsur terkait terlibat dalam TMMD ini dimulai dari tingkat
desa/kelurahan.
“Sasaran-sasaran yang telah terpilih berdasarkan skala prioritas, diteliti dan dipadukan dengan program Pemerintah Daerah,
kemudian dibahas di Forum DPRD untuk disahkan menjadi program TMMD,” ujarnya.
Hadi Tjahjanto menambahkan, perlu dipahami bahwa TNI Manunggal Membangun Desa sudah berjalan selama 39 tahun, pertama kali diawali pada tahun 1980 yang digagas oleh Jenderal M. Jusuf dengan sebutan ABRI Masuk Desa (AMD).
Selanjutnya, dalam pelaksanaannya, TMMD sampai dengan saat ini telah membangun jalan sepanjang kurang lebih 24.391.653 meter, pembuatan parit/irigasi/siring sepanjang kurang lebih 3.572.223 meter dan 7.418 unit jembatan.
Selain itu telah dibangun/direhabilitasi 35.166 unit rumah, dipasang 1.209.002 meter pipa air bersih, dibangun 8.162 unit
sarana ibadah, 7.786 unit gedung sekolah dan pemasangan jaringan listrik pada 15.484 lokasi.
“Adapun pembangunan non fisik yang dilaksanakan berupa penyuluhan/sosialisasi dalam berbagai hal terkait kebutuhan masyarakat serta kehidupan berbangsa dan bernegara,” ucap Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Di hadapan awak media, Panglima TNI mengatakan bahwa TMMD ke-105 yang dilaksanakan oleh Kodim 0901/Samarinda berupa kegiatan fisik dan non fisik. Kegiatan fisik diantaranya telah membangun jalan sepanjang kurang lebih 1 Km yang dulunya berupa rawa- rawa.
“Jalan ini telah menghubungkan 2 desa yang sebelumnya masyarakat harus jalan berputar sejauh kurang lebih 5 Km. Dengan adanya jalan ini 2 desa ini bisa terhubung dengan baik,” ujarnya.
Sementara kegiatan non fisik berupa penyuluhan terkait bahaya narkoba, bela negara, cinta tanah air dan menciptakan animo
masyarakat, animo pemuda agar bisa menjadi anggota TNI. (*)