MAKASSAR – Setelah pelantikan Perusahaan Daerah kota Makassar, banyak Pekerjaan Rumah (PR) di masing-masing badan Perusda, tak terkecuali PD Terminal Makassar Metro. Berbagai keluhan masyarakat menjadi PR utama perusda kota Makassar ini.
Terkait fasilitas, seperti ruang tunggu, hadirnya pedagang asongan dan kondisi pekarangan yang tidak begitu kondusif di sekitar terminal menghadirkan ketidak nyamanan menjadi sorotan masyarakat. Bukan hanya itu, masalah di internal PD Terminal juga membutuhkan fokus utama, berhubungan dengan pengguna kendaraan plat hitam yang secara liar mengambil penumpang di luar terminal.
Terjadinya penyimpangan oknum-oknum di 12 titik terminal di kota Makassar yang pastinya akan berpengaruh pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang kemudian ini menjadi masalah kompleks dan harus mendapat perhatian dari pejabat PD Terminal yang telah dilantik 25 September lalu.
Baca Juga :
Dirut Operasional, Rizal Asjahad Rahman menjelaskan pihaknya akan melakukan upaya-upaya untuk melakukan perbaikan secara menyeluruh. Terlebih, sebelumnya telah diturunkan tim terpadu untuk melakukan pengawasan.
“Kami telah melakukan pengawasan di sejumlah titik, sesuai yang disampaikan Dirut pada Uji publik bisa terealisasi,” bebernya pada coffee morning yang dilaksanakan di Phoenam Jalan Dr Ratulangi, Kamis (8/10/2015).
Sebelumnya, pada uji publik Perusda yang diaksanakan di rumah Jabatan Walikota Agustus lalu, Dirut PD Terminal Makassar Metro, Hakim Syahrani menargetkan APD pertahunnya bisa mencapai tiga kali lipat yakni sebesar Rp 1 Miliar dari periode sebelumnya yang hanya memberikan pendapatan Rp 300juta pertahunnya.
Sehingga untuk mencapai target ini, semua potensi PAD akan diperbaiki dan menindaki kebocoran yang terjadi disejumlah terminal bayangan ada. Dengan memaksimalkan defident melalui berbagai retribusi.
Ketua Ombudsman kota Makassar, Khudri Arsyad yang juga hadir pada diskusi, menjelaskan perbaikan yang mestinya dilakukan ialah desain rencana strategis (Renstra). Supaya ada alat ukur sebagai alat kontrol bersama melakukan revitalisasi.
Mengkaji kembali Perda juga harus dilakukan, apakah relevan dengan kondisi saat ini. “Seperti pada tubuh PD Terminal tidak ada manajeman keuangan padahal sebaiknya managemen keuangan harusnya tersendiri, supaya memiliki SOP keuangan tersendiri,” paparnya.
Jika PD Terminal hendak dioptimalkan melalui pungutan retribusi, sebaiknya perlu perbaikan model kemitraan antara Perusahaan Otobus (PO) plat hitam yang ada.
Penulis : Azho
Komentar