Logo Lintasterkini

Diduga Teroris, Politisi PKS Ini Ternyata Bawa Misi Kemanusiaan ke Turki

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Senin, 10 April 2017 14:13

Densus 88 Anti Teror.
Densus 88 Anti Teror.

LINTASTERKINI.COM – Pemeriksaan terhadap anggota DPRD Kabupaten Pasuruan, Muhammad Nadir Umar, mulai ada titik terang. Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut masuk ke Turki dan Lebanon untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada para pengungsi, namun karena masalah visa kemudian dideportasi oleh Imigrasi Turki.

Begitu mendarat di Bandara Junada, Sabtu (8/4/2017) lalu, Nadir diamankan dan diperiksa Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror. Bukan hanya Nadir, Densus juga memeriksa seorang aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM), Budi Mastur, setelah mendarat di Bandara Husein Sastra Negara, Bandung, Sabtu petang.

Kepala Biro Penerangan Mabes Polri Brigjen Rikwanto menuturkan Nadir dan Budi Mastur hanya berniat untuk menyalurkan dana bantuan ke pengungsi Suriah di turki dan Lebanon.

“Bukan ditangkap namun dijemput,” ujar Rikwanto, Minggu (9/4/2017).

Keduanya berniat menyalurkan dana sebesar 20 ribu dolar AS atau setara Rp 266,9 juta kepada para pengungsi di turki dan Lebanon. Kedua WNI itu masuk ke wilayah Suriah dalam kapasitas sebagai relawan misi kemanusiaan, Yayasan Qouri Umah.

Menurut Rikwanto, setiap deportan yang berhubungan dengan turki maupun informasi radikal dari pemerintah lain, diberitahukan kepada Densus 88 Antiteror untuk dilakukan pemeriksaan.

“Hasil interogasi keduanya, motivasi masuk ke wilayah perbatasan Suriah terkait misi kemanusiaan, sebagai relawan dari Yayasan Qouri Umah,” jelas Rikwanto.

[NEXT]

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangare, mengungkapkan Nadir Umar diamankan sesaat setelah turun dari pesawat Air Asia XT 327 penerbangan Kuala Lumpur-Surabaya di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda, Sabtu, sekira pukul 16.30 WIB.

Kabar penangkapan Nadir Umar cepat menyebar. Rumahnya di Kelurahan Krisikan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan, tampak sepi. Rumah bercat putih tampak tak berpenghuni. Tidak ada tanda aktivitas apapun di rumah nomor 263 ini. Rumah ini tertutup rapat. Gorden menutupi jendela, gerbang rumah juga digembok. Di lingkungan rumahnya, Umar dikenal sebagai sosok yang baik. Ia jadi panutan anak-anak di sekitar rumahnya.

“Dia sering menjadi guru ngaji di sini. Mengajarkan Alquran kepada anak-anak kecil,” kata tetangga rumahnya, Umar.

Umar mengatakan Nadir tidak berbuat aneh-aneh. Menurutnya, Nadir tidak pernah membuat onar atau bahkan perbuatan yang mencurigakan.

“Saya pastikan ajaran yang diberikan Nadir tidak menyimpang,” terangnya.

M Yusuf Bahri, Ketua RT 2, RW 3, mengatakan rumah ini kosong sejak dua hari lalu.

“Saya tidak tahu mereka pergi ke mana. Biasanya mereka pergi tidak lama,” katanya.

Yusuf menjelaskan, selama ini Nadir dikenal sangat baik. Nadir sempat membantu proses bantuan untuk pembangunan jalan di Kelurahan Krisikan.

“Jalan disini yang bangun pemerintah atas bantuan dan masukan Pak Nadir,” ungkapnya.

Ketua DPRD Kabupaten Pasuruan, Sudiono Fauzan, mengaku mengetahui informasi mengenai penangkapan Nadir.

“Dia anggota dewan. Tapi saya tidak tahu apa pokok permasalahannya, dan apa penyebabnya,” katanya.

Ia menegaskan, kepergiaan yang bersangkutan ke luar negeri bukan urusan dinas. Artinya, tidak ada agenda DPRD Kabupaten Pasuruan ke luar negeri.

“Bahkan, sekarang kami (anggota DPRD) sedang persiapan untuk finalisasi pengesahan sejumlah perda. Saya rasa itu bukan kepentingan dinas, dan lagi lagi saya tidak tahu apa tujuannya ke luar negeri,” katanya.

[NEXT]

Berdasarkan hasil interogasi, berikut kronologis perjalanan Muh Nadir Umar dan Budi Mastur :

* 31 Maret 2017: Berangkat melalui rute Bandung dan Surabaya-Kuala Lumpur-Istanbul.
* 1 April 2017: Sampai di Istanbul (Turki), dijemput oleh perwakilan Qoirum Umah. Pada sore harinya sempat mengunjungi tempat pengungsian warga Palestina di Istanbul (penyaluran bantuan).
* 2 April 2017: Berangkat ke Gazianteb untuk penyaluran bantuan, sore harinya dilanjutkan ke Kota Rayhanli (perbatasan Turki-Suriah).
Setelah selesai melakukan penyaluran bantuan kemudian menginap di kantor cabang Qoiru Umah di Rayhanli. Kemudian kembali ke Istanbul.
* 4 April 2017: Berangkat ke Lebanon dari Istanbul. Sampai di Lebanon terkendala visa dan kemudian dikembalikan ke Istanbul.
Sampai di Istanbul mereka diketahui pernah memasuki daerah perbatasan dengan Suriah sehingga diamankan petugas Imigrasi Turki
* 5 April 2017: Dilakukan pemeriksaan di rumah sakit di Istanbul.
* 6 April 2017: Dideportasi ke Indonesia (Bandung dan Surabaya), transit di Kuala Lumpur. (Sumber : Bangkapos)

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...