Logo Lintasterkini

Fakultas Pertanian UMI dan DRTPM Ristek Dikti Gelar Pelatihan Pengolahan Sabut Kelapa di Mawang Gowa

Fakra
Fakra

Selasa, 10 September 2024 14:20

Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia (UMI) bekerja sama dengan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) RISTEK DIKTI menggelar pelatihan pengolahan sabut kelapa menjadi media tanam cocopeat.(Foto:ist)
Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia (UMI) bekerja sama dengan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) RISTEK DIKTI menggelar pelatihan pengolahan sabut kelapa menjadi media tanam cocopeat.(Foto:ist)

GOWA – Dalam upaya meningkatkan keterampilan dan pemberdayaan masyarakat, Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia (UMI) bekerja sama dengan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM) RISTEK DIKTI menggelar pelatihan pengolahan sabut kelapa menjadi media tanam cocopeat.

Pelatihan ini diselenggarakan untuk anggota Kelompok Karang Taruna Bunga Teratai di Kelurahan Mawang, Kabupaten Gowa.

Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah sabut kelapa yang melimpah dan mengubahnya menjadi produk bernilai ekonomi tinggi yang ramah lingkungan.

Pelatihan yang diadakan selama dua hari ini dihadiri oleh 30 peserta yang terdiri dari anggota Karang Taruna Bunga Teratai dan masyarakat sekitar.

Kegiatan ini dibuka oleh Dr. Ir. Maimuna Nontji, M.Si, ketua tim dari Fakultas Pertanian UMI, yang memberikan sambutan mengenai pentingnya inovasi dalam pemanfaatan sumber daya alam lokal.

“Melalui pelatihan ini, kami berharap masyarakat dapat melihat bahwa limbah sabut kelapa yang sering dianggap tidak berguna sebenarnya bisa diolah menjadi cocopeat yang memiliki nilai tambah tinggi, terutama sebagai media tanam yang ramah lingkungan,” ujar Dr. Maimuna.

Pelatihan ini dilaksanakan dalam dua sesi utama, yaitu sesi teori dan sesi praktik. Pada sesi teori, peserta diberikan pemahaman mendalam tentang manfaat cocopeat sebagai media tanam alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan tanah biasa. Ir. Anwar Robbo, SP., MP., MSP, anggota tim dari Fakultas Pertanian UMI menjelaskan, bahwa cocopeat memiliki kemampuan menyerap air yang tinggi, membantu menjaga kelembaban tanah, serta mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih baik.

“Cocopeat sangat ideal digunakan di daerah dengan curah hujan rendah atau pada musim kemarau yang panjang karena mampu mengurangi kebutuhan air,” jelasnya.

Setelah sesi teori, kegiatan dilanjutkan dengan sesi praktik yang dipandu oleh Dr. Ir. Andi Masli Adam Tenrisau.

Peserta diajak langsung untuk mempraktikkan proses pengolahan sabut kelapa menjadi cocopeat. Tahapan yang diajarkan meliputi pemisahan sabut kelapa dari tempurung, penghancuran sabut menggunakan mesin pencacah, pengayakan untuk mendapatkan serbuk halus, dan proses pengeringan.

“Kami ingin peserta memiliki pengalaman langsung agar mereka bisa mengimplementasikan keterampilan ini secara mandiri di rumah masing-masing,” kata Dr. Andi Masli.

Selama sesi praktik, para peserta terlihat antusias dan bersemangat. Mereka bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempraktikkan setiap langkah yang telah diajarkan. Suasana penuh semangat ini juga diselingi dengan tanya jawab yang interaktif, di mana peserta mengajukan berbagai pertanyaan terkait teknik yang digunakan serta cara meningkatkan kualitas cocopeat yang dihasilkan.

Iksan, Ketua Karang Taruna Bunga Teratai, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Fakultas Pertanian UMI dan DRTPM RISTEK DIKTI atas pelatihan yang bermanfaat ini.

“Pelatihan ini membuka wawasan kami mengenai potensi limbah sabut kelapa yang melimpah di daerah kami. Dengan keterampilan baru ini, kami berharap bisa mengembangkan produk cocopeat yang dapat menjadi peluang usaha baru bagi pemuda dan masyarakat di Kelurahan Mawang,” ungkap Iksan.

Kegiatan ini tidak hanya sebatas pelatihan, tetapi juga menjadi langkah awal untuk mendorong inovasi di bidang agribisnis di tingkat lokal.

Para dosen dari Fakultas Pertanian UMI dan DRTPM RISTEK DIKTI berharap bahwa keterampilan yang diberikan melalui pelatihan ini dapat diterapkan secara berkelanjutan dan menjadi cikal bakal bagi terbentuknya usaha-usaha mikro yang berbasis sumber daya lokal.

Mereka juga merencanakan untuk mengadakan program lanjutan yang fokus pada pengembangan produk turunan cocopeat dan strategi pemasaran yang efektif.

Dengan adanya kegiatan ini, masyarakat Kelurahan Mawang, khususnya anggota Karang Taruna Bunga Teratai, semakin termotivasi untuk memanfaatkan sumber daya alam di sekitar mereka dengan bijak dan berkelanjutan.

Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk mengembangkan potensi lokal mereka dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui inovasi dan kreativitas.(***)

 Komentar

 Terbaru

News29 November 2024 23:10
Frederik Kalalembang Temui Kapolda Sulsel, Soroti PT Masmindo dan Apresiasi Keamanan Pilkada
MAKASSAR – Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Irjen Pol (Purn) Frederik Kalalembang, mengadakan pertemuan dengan Kapolda Sulawesi Selatan, ...
News29 November 2024 20:45
Bumi Karsa Tuntaskan Penanaman 5.500 Pohon di Sulawesi, Jawa hingga Sumatera
MAKASSAR – Bumi Karsa kembali menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan. Penanaman 5.500 pohon telah dilakukan pada berbagai pro...
Ekonomi & Bisnis29 November 2024 20:39
Dorong Peningkatan Literasi dan Inklusi Keuangan, OJK Sulselbar-BPS Kembali Gelar SNLIK 2025
MAKASSAR – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulsel Sulbar bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulsel dan BPS Provinsi Sulbar ke...
News29 November 2024 14:04
PPDB Sekolah Islam Athirah Dibuka Mulai 1 Desember 2024
MAKASSAR – Sekolah Islam Athirah membuka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2025/2026 mulai 1 Desember 2024. Total kuota yang dis...