Kaum Ibu Makassar Dibekali Bahaya Seks Bebas dan Narkoba

MAKASSAR – Anggota Komisi IX DPR RI dari fraksi Partai Demokrat, Aliyah Mustika Ilham, menyelenggarakan seminar sehari mengenai bahaya seks bebas dan narkoba terhadap generasi muda, di Menara Bosowa, Selasa (10/11/2015).
Seminar ini dilaksanakan bekerjasama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengadirkan ratusan kaum ibu sebagai peserta.
Aliyah yang juga merupakan istri mantan Walikota Makassar periode 2004-2014, Ilham Arief Sirajuddin, mengatakan, generasi muda harapan adalah harapan bangsa dan negara. Masa depan Indonesia sangat bergantung kepada kualitas generasi muda.
Kualitas generasi muda ditentukan pendidikan di dalam keluarga. Ibu memiliki peran yang sangat penting dalam membentengi keluarga dari pengaruh buruk yang mempengaruhi pola pikir anak.
Olehnya, kaum ibu perlu mendapat pembekalan untuk mengantisipasi pengaruh buruk pada anak terutama dalam mengantisipasi bahaya seks bebas dan narkoba.
“Ibu adalah benteng dalam keluarga, maka kaum ibu perlu memahami cara untuk membentengi keluarga dari pengaruh buruk yang dapat merusak anak,” ungkapnya.
Sementara itu, dr. Aisah Dahlan, sebagai pemateri seminar, mengatakan bahwa narkoba dapat mempengaruhi dan merusak jaringan pada otak. Umumnya penyebab anak mengkonsumsi narkoba diakibatkan karena kurangnya perhatian orang tua.
Dihadapan ratusan peserta seminar dari kaum ibu, Aisyah menyampaikan ciri-ciri para pecandu ganja. Seperti suka tertawa walaupun tidak lucu, kehilangan keseimbangan, nafsu makan meningkat drastis, mata merah dan kantung mata tebal.
“Jika ada ciri-ciri seperti ini maka kemungkinan positif, jika tidak ditolong maka dapat membuat pecandunya bisa sakit jiwa”
Dia juga mengungkapkan bahwa rokok merupakan salah satu jenis narkoba karena mengandung zat adiktif. Banyak perokok yang bertahan sampai saat ini karena dulu belum pernah mendengar seminar tentang bahaya rokok. Olehnya, peran orang tua perlu menghindarkan generasi muda agar menjauji rokok.
“Dari semua narkoba, rokok paling susah berhentinya, ” ungkapnya.
Seminar tersebut juga menghadirkan tiga mantan pecandu. Mereka menceritakan pengalaman pertama kali saat mengkonsumsi narkoba.
Salah satu pecandu, Adel, mengatakan, pertama kali dirinya mengenal narkoba saat duduk dibangku sekolah pada salah satu pesantren di jawa timur. Mulanya dia mengaku tidak mengetahui bahaya obat terlarang tersebut. Pergaulan bebas membuat dirinya mudah dihasut oleh teman sekolahnya untuk mengkonsumsi barang haram tersebut.
“Dulu pernah saya pakai ganja, inex, alkohol,” ungkapnya. (*)