Lintas Terkini

Irjen Pol Muktiono Sambutan, Istrinya Terisak Haru

Irjen Pol Muktiono dan istri bersama Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo bersama istri.

MAKASSAR – Sulawesi selatan ini terdiri dari 24 kabupaten dan kota merupakan wilayah hukum Polda Sulsel. Daerah ini begitu sulit terlupakan dan begitu berat untuk melangkah disaat hendak berpindah ke suatu tempat yang baru.

“Daerah ini cukup menyatukan hati sampai ke sanubari. Begitu tingginya jiwa solidaritas masyarakatnya. Tidak hanya itu, termasuk pesona alam dan kultur budayanya, menetap setahun disini seperti hanya sehari saja,” demikian diungkapkan Irjen Pol Muktiono didampingi istrinya, ‎Ratu Diana Savitri‎ dalam acara pisah sambut Kapolda Sulsel di Grand Hotel Clarion, Kota Makassar, Kamis malam (7/12/2017).

Kini, Irjen Pol Muktiono mendapat amanah dalam jabatan barunya di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesi (Mabes Polri) sebagai Koordinator Staf Ahli Kapolri. Sebelum hengkang ke Jakarta dalam pisah sambutnya itu, Muktiono dengan mata berkaca-kaca mengungkapkan jika Sulsel cukup membawa kesan yang sulit ia lupakan.

Muktiono mengungkapkan, jika selama bertugas di Sulsel, dari 24 kabupaten dan kota yang ada, masih ada 2 (dua) kabupaten yang belum ia kunjungi. Daerah itu adalah Kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur.

Begitu padatnya tugas-tugas yang harus ia lakukan setiap saat, sehingga tanpa terasa waktu begitu cepat berlalu, hingga akhirnya dua daerah tersebut tidak sempat dikunjungi hingga akhirnya ia harus berpindah tugas ke Mabes Polri.

“Saya hanya bisa kenang Lutra dan Lutim melalui media yang akan saya baca. Tapi saya rasa Lutra dan Lutim tidak kalah indahnya dengan Kabupaten lainnya. Saya mohon maaf kepada warga Lutra dan Lutim,” tutur Muktiono dengan mata berkaca-kaca.

Kata Jenderal Polisi berpangkat dua bintang di pundaknya ini, selama mengemban tugas di Sulsel, dirinya sangat menikmati betul keindahan, kekayaan alam, ragam budaya di daerah ini.

“Rasanya waktu yang saya alami ini seperti baru kemarin. Dunia ini betul beranonim, jika ada awal tentu ada akhir. Hari ini saya berada di Makassar dan akan berangkat ke Jakarta dengan tugas baru. Namun kaki ini begitu berat untuk melangkah meninggalkan daerah ini. Saya cukup banyak suka dan duka disini. Tidak ada kata lain bisa saya ucapkan, semua masyarakat di Sulsel sangat baik,” tuturnya.

[NEXT]

Pernyataan-pernyataan dari Irjen Pol Muktiono ternyata cukup menggugah sanubari siapapun yang mendengarnya. Bahkan, kata-kata Muktiono bisa membuat istrinya yang berada di sampingnya, ‎Ratu Diana Savitri‎ meneteskan air matanya. Sesekali, dia terlihat menyeka kedua bola matanya yang basah karena bersedih. Suasana haru itu, membuat para undangan turut larut dalam kesedihannya masing-masing.

“Kami merasakan denyut nadi perkembangan yang ada di Sulsel dan sangat dekat dengan masyarakat disini, canda dan tawa itu masih terasa. Alhamdulilah tugas kami di Sulsel telah kami selesaikan. Karena tugas kami selaku abdi negara yang selalu siap berpindah-pindah hingga waktu dan jarak yang akan memisahkan kita. Mohon maaf jika saya salah dan khilaf jika itu memang ada. Jayalah selalu Sulawesi Selatan,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulsel yang baru, Irjen Pol Umar Septono yang menggantikan Irjen Pol Muktiono mengungkapkan, jika dirinya sebagai pemimpin akan mengikuti gaya kepemimpinan Umar Bin Khattab yang memegang teguh pada dua ayat sebagai mata rantai tugasnya.

“Sebagai pemimpin, saya wajib meneladani dua ayat mata rantai yakni hablun minallah wa hablun minannas, yakni menjaga hubungan kepada Allah SWT dan hubungan dengan sesama manusia. Terkait dengan itu, dirinya berjanji tidak akan mendapatkan pengawalan yang ketat, karena dirinya tidak ingin ada pemisah dirinya sebagai pemimpin dengan rakyat (masyarakat).

“Saya sudah sampaikan kepada jajaran dan personel bahwa tolong jangan kawal saya, namun kerjakan tugasmu sesuai amanah yang diberikan kepadamu untuk melayani masyarakat. Banyak masyarakat butuh dilayani dan jangan saya yang dilayani. Tapi saya yang ingin melayani,” tutur Umar.

Menurut Umar, hal itu dilakukan untuk merubah mindset terhadap personelnya. Menurutnya, sebagai pemimpin dirinya harus memperlihatkan sikap sebagai pemimpin yang baik.

“Dan saya pribadi sebagai Umat Muslim jangan heran apabila tiba waktu kewajiban untuk melaksanakan sholat, maka saya harus tepat pada waktunya, karena itu menyangkut hubungan saya yang wajib kepada Allah SWT. Jadi setelah menjalankan kewajiban melakukan hubungan kepada Allah SWT, maka barulah saya melakukan hubungan kepada manusia,” pungkasnya. (*)

Exit mobile version