MAKASSAR – Aksi unjuk rasa menolak kenaikan Tarif Daya strik (TDL), harga BBM biaya pengurusan STNK dan BPKB serta kenaikan harga Sembako (Cabe), digelar pada hari Rabu (11/1/2017), sekira pukul 13.30 Wita, di depan kantor PLN jalan Hertasning.
Pengunjukrasa mengatasnamakan Gerakan Revolusi Demokratik GRD yang diketuai Andi Etus Mattumi dan Serikat Pemuda Mahasiswa Nusantara (SPMN) diketuai Xenos Zulyunico yang tergabung dalam Gerakan Revolusi Demokratik (GRD). Mereka nyaris bentrok dan ricuh dengan aparat kepolisian yang mengawal jalannya aksi.
Pihak pengunjuk rasa menganggap kebijakan Pemerintah dengan menaikkan TDL tahun 2017 sangat meresahkan masyarakat ekonomi ke bawah. Kenaikan tersebut dianggap adanya upaya lain dari pihak PT PLN Sulselbar dengan melakukan pemadaman bergilir.
Pihak PLN sendiri melalui Humas nya Rosita Zulkarnain menyampaikan jika pemadaman bergilir tersebut dikarenakan adanya gangguan mesin di PLTU Jeneponto yang dikelola pihak Swasta.
Forbest menuntut agar PLN wilayah Sulsel, Sultra dan Sulbar agar tidak menyetujui kenaikan TDL. Sempat terjadi kericuhan antara petugas dari Polsek Panakkukang dengan para pengunjuk rasa saat hendak ditertibkan oleh petugas agar tidak menutup akses jalan.
Pihak mahasiswa yang tergabung dalam Forbest berjanji akan menurunkan massa lebih besar lagi jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. (*)