MAKASSAR – Dalam rangka pengamanan kegiatan tradisi perayaan Cap Go Meh, yang merupakan rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek, pada 11 Februari 2017, Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Pol Drs. Muktiono SH, MH mengimbau kepada jajaranya agar keamanan diperketat. Imbauan Kapolda untuk memperketat pengamanan tersebut, terutama pada tempat-tempat masyarakat Tionghoa melakukan perayaan.
Dalam arahannya pada saat Rapim Polda Sulsel lalu, Muktiono meminta supaya pihak Kepolisian meningkatkan keamanan pada tempat-tempat yang dijadikan sebagai lokasi perayaan Cap Go Meh. Kemudian, meningkatkan patroli pada lokasi komunitas Tionghoa, pusat perbelanjaan, pusat keramaian maupun tempat-tempat umum lainnya.
Begitu juga dengan kesiapan petugas agar selalu siaga dan merespon dengan cepat setiap terjadinya gangguan kamtibmas di wilayahnya masing-masing. Kapolda juga menginstruksikan agar jajarannya melaksanakan koordinasi terpadu dan bersinergi dengan instansi terkait, serta komponen masyarakat lainnya, maupun dengan panitia perayaan Cap Go Meh.
Kapolda Sulsel bersama Wakapolda Sulsel, Walikota Makassar, Kasdam VII Wirabuana, Lantamal VI, beserta Pejabat Utama Polda Sulsel turun langsung di pusat perayaan Cap Go Meh yang terpusat di Jalan Sulawesi, Makassar. Sepanjang jalan tersebut dipadati pengunjung wisatawan lokal yang ingin menyaksikan perayaan tersebut.
Dengan menggunakan 2 unit bus, Kapolda bersama rombongan meninjau langsung pelaksanaan ibadah di klenteng Xian Ma Vihara Istana Naga Sakti. Antusiasi masyarakat etnis Tionghoa dan Kong Hu Cu memadati klenteng tersebut.
“Kita akan melakukan tindakan tegas terhadap pelaku kriminal maupun gangguan keonaran atau keributan terhadap ketenangan masyarakat,” tegas Kapolda Sulsel Irjen Pol Muktiono saat diwawancarai.
[NEXT]
Tak hanya itu, Irjen Pol Muktiono juga mengimbau agar seluruh anggota/personel untuk senantiasa meningkatkan keamanan, keselamatan diri pada saat bertugas. Dengan demikian diharapkan agar setiap tindakan selalu bersikap profesional dan tidak berprilaku arogan.
Nampak petugas kepolisian yang disiagakan berjaga di tiap sudut klenteng. Kapolda Sulsel bersama rombongan mengunjungi tempat peribadatan dan menyapa langsung para pengunjung.
“Terima kasih bapak Kapolda dan Pak Walikota sudah berkunjung di Vihara kami,” ucap Elsie Heriawaty, selaku Ketua Yayasan Klenteng Istana Naga Sakti Xian Ma.
Usai melakukan peninjauan di Vihara Xian Ma, Kapolda Sulsel bersama rombongan melanjutkan kontrol di Klenteng Ibu Agung Bahari. Di Klenteng ini Kapolda dan rombongan, juga Walikota Makassar disambut langsung Steven, selalu Ketua Yayasan.
“Ini adalah pelaksanaan Cap Go Meh yang terbaik dan teraman, ini berkat sinergitas yang telah dilakukan oleh Bapak Kapolda, Bapak Pangdam serta pihak terkait lainnya” ucap Walikota Makassar Danny Pomanto.
[NEXT]
Pekan ini masyarakat keturunan Tionghoa ramai-ramai rayakan Cap Go Meh. Cap Go Meh melambangkan hari kelima belas bulan pertama Imlek dan merupakan hari terakhir dari rangkaian masa perayaan Imlek bagi komunitas Tionghoa yang tinggal di luar China.
Istilah Cap Go Meh berasal dari dialek Hokkian yang bila diartikan secara harafiah bermakna “15 hari atau malam setelah Imlek”. Bila dipenggal per kata, ‘Cap’ mempunyai arti sepuluh, ‘Go’ adalah lima, dan ‘Meh’ berarti malam.
Perayaan Cap Go Meh atau Perayaan Lampion ini tidak hanya dirayakan di Indonesia. Beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura juga ikut merayakan hari raya ini.
Tapi bedanya, di negara Tiongkok, perayaan Cap Go Meh dikenal dengan nama Festival Yuanxiao atau Festival Shangyuan. Perayaan ini awalnya dirayakan sebagai hari penghormatan kepada Dewa Thai Yi. Dewa Thai Yi sendiri dianggap sebagai Dewa tertinggi di langit oleh Dinasti Han (206 SM – 221 M).
Awalnya perayaan yang rutin dirayakan setiap tahunnya ini, dilakukan tertutup hanya untuk kalangan istana dan belum dikenal secara umum oleh masyarakat Tiongkok. Namun seiring berlalunya waktu, perayaan Cap Go Meh ini bisa disaksikan oleh seluruh kalangan, bukan hanya dari masyarakat keturunan Tionghoa saja, tapi sudah menjadi tontonan bagi seluruh masyarakat di Indonesia.
Selain itu awalnya upacara ini juga dilakukan pada malam hari, karena itu perlu disiapkan penerangan dengan lampu-lampu lampion yang dipasang sejak senja hari hingga keesokan harinya. Itulah sebabnya kenapa perayaan Cap Go Meh juga identik dengan lampion-lampion dan aneka lampu berwarna-warni yang menjadi pelengkap utama dalam perayaan ini. (*)
Komentar