LINTASTERKINI.COM – Ojit Abdul Majid (43) sempat ditangkap Detasemen Khusus 88 Anti Teror Mabes Polri karena diduga terlibat tindakan teroris. Namun, akhirnya dipulangkan kepada keluarganya karena tak terbukti masuk dalam jaringan teroris yang disergap di Cilegon Banten, Kamis (23/3/2017) lalu.
Warga Kampung Kerenceng Desa Pondokkaso Tengah Kecamatan Cidahu ini sudah kembali ke tengah keluarganya pada Sabtu (8/4/2017) dinihari, dengan diantarkan polisi dari Mabes Polri, Jakarta. Ojit, biasa dia disapa, bekerja sebagai Satpam di Pabrik Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang berada tak jauh dari rumahnya.
Saat itu, ia kenal dengan pelaku teroris bernama Nanang Kosim dari pertemuannya yang tak disengaja. Nanang Kosim yang hanya dikenal kurang dari dua minggu ini, mengajak Ojit berbisnis jual beli bambu, hingga mereka berdua berangkat ke Anyer, Banten untuk melakukan survei bambu yang rencananya akan dibeli.
Ojit saat itu tak menaruh curiga apapun. Tetapi di tengah perjalanan, tiba-tiba terjadi baku tembak yang melukai tangan kirinya. Ojit tidak tahu jika baku tembak tersebut, antara Densus 88 Anti Teror Mabes Polri dengan para pelaku teroris yang salah satu diantaranya ialah Nanang Kosim.
Dari penyergapan dan baku tembak tersebut, diamankan sejumlah teroris. Sedangkan Nanang Kosim dinyatakan tewas. Saat ini, Ojit ingin melupakan peristiwa kelam yang dialaminya dengan bersyukur bisa selamat dan berkumpul kembali bersama keluarganya. Terutama anak serta istrinya.
“Alhamdulillah yang pasti saya sudah kembali di tengah keluarga,” ujar Ojit di rumah orangtuanya di Kampung Bojongpari RT 2/1 Desa Jayabakti Kecamatan Cidahu, Sabtu (8/4/2017).
Saat ditemui, tak banyak yang Ojit sampaikan karena masih ingin istirahat dan memulihkan luka di balik perban yang mengikat di tangan kirinya. Belum lagi, Ojit harus melayani tetangga juga kerabat yang datang untuk menengok kondisinya.
[NEXT]
Kepala Desa (Kades) Jayabakti, Opik menegaskan, kenal dan berteman dengan Ojit bukan satu atau dua hari saja, tetapi sudah begitu lama. Dari dulu hingga sekarang, Ojit tidak memiliki catatan kriminal apapun apalagi terlibat dalam paham radikal dan gerakan terorisme.
Opik pun begitu kaget ketika mendengar kabar Ojit terlibat dalam jaringan teroris. Meski demikian, ia tak percaya begitu saja karena belum adanya bukti. Hingga pada akhirnya, Ojit dibebaskan dan kembali pulang karena tidak terbukti.
“Alhamdulillah, mudah-mudahan itu hanya musibah dan diambil satu hikmah, ketika hidup ini kita betul-betul hati-hati,” jelasnya.
Opik berharap, dengan kepulang Ojit pulih juga nama baiknya. Mengenai luka yang dialami akibat penyergapan dan baku tembak antara Densus 88 dengan pelaku teroris, pihak keluarga menganggap hal itu sebagai musibah. Keluarga sadar dalam keadaan seperti itu, Densus 88 sudah melaksanakan mekanisme dan aturan namun tanpa sengaja tembakan melukai Ojit.
“Polisi ataupun dari petugas nembak itu sasaranya yang jelas bukan kepada Ojit secara langsung. Ketika ini terpeleset, ibarat saya dekat orang makan
buah nangka minimal saya kena getahnya. Ini di anggap musibah saja. Harapannya ingin memulihkan nama baik dimata publik, bahwa Pak Ojit ini bukan teroris,” harapnya. (Sumber : Jawapos.com)