Lintas Terkini

Pemprov Sulsel Gelar Gerakan Pangan Murah di 24 Kabupaten/Kota, Antisipasi Lonjakan Harga Jelang Iduladha

Pj Sekda Sulsel, Andi Muhammad Arsjad, usai melakukan Rapat Tindak Lanjut Pengendalian Inflasi bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (10/6/2024). (Foto: Pemprov Sulsel)

MAKASSAR – Pemprov Sulsel menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM), Selasa (11/5/2024) Juni 2024, yang dipusatkan di Kantor TP PKK Sulsel. Selanjutnya, kegiatan yang sama akan dilaksanakan di 24 kabupaten/kota se-Sulsel. GPM untuk mengantisipasi lonjakan harga menjelang Lebaran Iduladha.

Hal itu disampaikan Pj Sekda Sulsel, Andi Muhammad Arsjad, usai melakukan Rapat Tindak Lanjut Pengendalian Inflasi bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (10/6/2024).

“Kami berharap dengan upaya-upaya pengendalian yang kita lakukan sekarang ini, tidak terlalu memberikan dampak kenaikan harga yang signifikan bagi komoditi-komoditi yang lain. Kami melakukan pemantauan harga, sekaligus penyaluran beras SPHP, dan melaksanakan Gerakan Pangan Murah,” kata Arsjad.

Arsjad menjelaskan, GPM ini sekaligus menindaklanjuti hasil rapat koordinasi inflasi mingguan, yang menjadi arahan Mendagri, Tito Karnavian, sekaligus juga menindaklanjuti arahan dari Pj Gubernur, Zudan Arif Fakrulloh, terkait pengendalian inflasi di Sulsel.

“Kita bersyukur bahwa inflasi tahun ini mengalami penurunan dibanding dengan tahun sebelumnya, dari 2,61 persen menjadi 2,22 persen. Namun, ini tetap harus kita pastikan stabilitasnya,” ujar Arsjad.

Untuk itu, Pemprov Sulsel melakukan rapat koordinasi dengan Bank Indonesia (BI), BPS, serta perangkat daerah terkait yang diharapkan ke depan pengendalian inflasi lebih terarah, terukur, dan terstruktur.

“Kita berharap ke depan inflasi kita berada di antara 1,9 dan 2,1 persen. Untuk itu, kita membangun persamaan persepsi, bagaimana pola pengendalian inflasi ke depan bisa lebih kepada substansi. Terutama pada komoditi-komoditi yang berpotensi bergejolak,” ungkapnya.

“Olehnya itu kita butuh data, informasi yang cepat dan akurat. Untuk memastikan intervensi kita nanti lebih terarah makanya kita undang BPS. Paling tidak, hasil survei mingguan BPS bisa menjadi salah satu referensi kita untuk panel harga berdasarkan pantauan harga harian,” sambung Arsjad yang juga Kepala Dinas Ketahanan Pangan Sulsel.

Dia juga berharap ke depan ini bisa menjadi skema penting yang baik dengan kerja sama semua pihak terkait sehingga pengendalian inflasi di Sulsel bisa lebih stabil dan sesuai dengan target yang ditentukan.

Arsjad melanjutkan pergerakan harga jelang Iduladha berdasarkan pantauan saat ini masih cukup terkendali atau stabil. Terutama komoditas-komoditas pokok strategis cukup tersedia dan terjangkau, seperti bawang merah, cabai, dan beras.

Untuk beras, lanjut Arsjad, masih cukup stabil. Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menetapkan harga, yakni untuk beras premium Rp12.500 per kg. Dengan adanya kepastian harga itu, diharapkan agar apa yang dilakukan pemerintah tentu telah didasari berbagai pertimbangan. Termasuk produksi yang mengalami penurunan, juga biaya produksi sehingga harus disesuaikan.

Hadir dalam rapat ini, Kepala Perwakilan BI Sulsel, Rizki Ernadi Ermanda, Kepala BPS Sulsel, Aryanto, Perwakilan Bulog, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sulsel, serta Plh Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Sulsel.

Exit mobile version