Waspada Penjualan Hewan Kurban Rawan Penyakit

Hewan kurban di Makassar

MAKASSAR -  Penjualan hewan kurban di sejumlah lokasi Kota Makassar, Sulawesi Selatan menjelang Idul Adha 1433 Hijriyah perlu diwaspadai karena rawan penyakit.

Hal itu dikatakan Kepala Dinas Kelautan, Perikanan Pertanian, Perikanan, dan Peternakan (KPPP) Makassar, Syaiful Saleh di Makassar, Rabu (10/10/2012).

“Hewan ternak yang diperjualbelikan untuk kurban di sejumlah titik jalan kami tidak jamin kesehatannya. Kami baru bisa menjamin setelah dilakukan proses pemeriksaan,” tuturnya saat diskusi terbuka disalah satu Warkop.

Dia menyarankan agar seluruh hewan ternak yang dijual di pasaran memeriksaan kesehatan sebelum di pasarkan. Mangingat para peternak lebih menjajakan hewan ternaknya di ruas-ruas jalan agar menarik pembeli.

Selain itu, program Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Tamangapa, lanjutnya, telah memberikan kebijakan pemeriksaan gratis yang sebelumnya dikenakan biaya Rp7.000 perekor.

Syarat hewan kurban secara umum dikatakan sehat, lanjutnya, setelah melalui proses pemeriksaan kesehatan sebelum dilakukan penyembelihan oleh dokter hewan atau paramedis kesehatan di bawah pengawasan dokter hewan.

“Tidak cacat, cukup umur, tidak kurus berkelamin jantan tidak dikebiri, buah zakar masih lengkap dan bentuknya simetris. Namun yang tidak kalah pentingnya adalah, hewan kurban itu memiliki jaminan layak potong berupa hasil pemeriksaan sample darah dari Dinas KPPP Makassar,” paparnya.

Kepala Bidang Peternakan Dinas KPPP Makassar Julistiawaty menambahkan, pihak saat ini tengah melakukan pengawasan penyakit ‘anthrax’ dengan menerjunkan 30 orang 3 diantaranya tenaga medis kesehatan.

“Kalau nanti ditemukan ada hewan mengidap penyakit anthrax di RPH, maka segera diisolasi selama 40 hari, tetapi kami hanya memeriksa hewan di RPH saja bukan yang ada di jalanan,” katanya.

Kendati demikian pihaknya mengharapkan agar peternak memeriksaakan hewan kurban sebelum di lepas di pasaran, sehingga penyakit pada hewan kurbana bisa terdeteksi sakit atau sehat.

“Kami siap saja melakukan pemeriksaan, tetapi kami sayangkan masih ada transaksi jual beli hewan tanpa melalui tes kesehatan. Apalagi sudah memasuki H-1 Idul Adha yang jumlahnya sudah mencapai ratusan, apakah hewan itu sehat atau sakit,” katanya. (ant)