PINRANG – Terkait insiden terbakarnya satu unit kendaraan roda dua (motor) milik Tahir, sesaat setelah mengisi BBM jenis Premium di SPBU 74.912.01 Maccorawalie Pinrang, Rabu (10/1/2017) sore, pihak SPBU dengan tegas membantah adanya tudingan jika pihaknya dinilai tidak becus dalam mengelola, khususnya dalam masalah kesiapan alat tabung pemadam.
“Di SPBU itu, kami siapkan sekitar 12 tabung pemadam yang semuanya berfungsi dengan baik. Cuma kami akui, saat kejadian, petugas sempat panik sehingga lupa membuka Pen tabung pemadam. Karena terus dipaksakan untuk menyemprot, akhitnya tabung itu rusak,” ungkap H Ibrahim, pemilik SPBU, saat memberikan keterangan hak jawabnya kepada awak media, Jum’at (12/1/2018).
Ibtahim menuturkan, berdasarkan keterangan para karyawannya, kronologis insiden itu berawal saat pemilik motor mengisi premium sebesar Rp15 ribu. Namum angka meteran belum sampai dinilai Rp15 ribu, tangki motor sudah penuh sehingga pemilik meminta agar tetap diisi sambil digoyang-goyangkan.
Baca Juga :
- Polres Pangkep Perketat Pengawasan SPBU, Usut Dugaan Penyalahgunaan BBM Subsidi
- Kebakaran di Glodok Menimpa Pramugari Asal Toraja, Anggota DPR RI Frederik Kalalembang Langsung Komunikasi dengan RS Polri
- Kebakaran Kantor Dinas Pendidikan Makassar, Walikota Instruksikan Mitigasi dan Pemindahan Pelayanan
Akibat dipaksakan itu, BBM sempat meluber keluar tangki dan merembes ke bodi motor. Setelah itu, pemilik mendorong motornya sedikit ke depan dan kemudian menyalakannya (Stater). Saat distater itulah, tiba-tiba muncul kobaran api yang membakar motor sehingga pemilik langsung mendorongnya menjauhi mesin pengisian.
“Melihal hal itu, karyawan langsung tanggap mengambil tabung pemadam. Meski sempat ada yang rusak karena panik, namun tabung lainnya tetap terpakai untuk menyemprot kobaran api. Termasuk tabung pemadam milik Alfa Mart yang juga kita ambil karena itu masih termasuk inventaris SPBU,” jelasnya.
Belajar dari kejadian ini, Ibrahim menyatakan, pihaknya kembali mewanti-wanti agar karyawan SPBU jangan memberi toleransi jika ada kendaraan yang tangkinya sudah penuh namun tetap memaksakan kehendak untuk diisi.
“Saya sudah menjadi korban saat SPBU kami terbakar beberapa waktu lalu disebabkan mesin mobil yang tidak dimatikan saat mengisi. Saya tentunya tidak ingin hal itu terulang dan masuk ke lubang yang sama untuk kedua kalinya. Jadi saya pastikan, kami mengelola SPBU sesuai protap standarisasi dengan tetap mengutamakan keselamatan,” tutupnya. (*)
Komentar