MAKASSAR- Pihak Polda Sulsel menilai telah berhasil dalam melaksanakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Wagub) Sulsel beberapa waktu lalu. Sejumlah hewan pun dipotong sebagai bentuk kesyukuran amannya pelaksanaan pemilu itu, di Markas Polda Sulsel Jumat (12/4/2013) pagi.
Meski ada gejolak dalam rangkaian Pilgub Sulsel beberapa waktu lalu, namun pihak Polda Sulsel menganggap secara keseluruhan proses pilgub itu telah berlangsung aman. Tawuran antar pendukung calon yang membuat sejumlah simpatisan terluka akibat anak panah dan parang pun dianggap hal yang lumrah dan bukan merupakan kasus yang serius.
Untuk merayakan keberhasilan pengamanan pilgub, Kapolda Sulsel Irjen Pol Mudji Waluyo bersama dengan pejabat utama dan jajarannya melakukan pemotongan hewan berupa 10 ekor sapi dan tujuh enor kambing di Mapolda Sulsel. Kegiatan juga dirangkaian dengan donor darah dan acara musik.
“Bentuk kesyukuran atas terlaksananya Pilgub yang aman dan damai, makanya kami potong hewan,” ujar Kapolda Sulsel Irjen Pol Mudji Waluyo.
Sesuai catatan, pada rangkaian pilgub Sulsel, beberapa kali terjadi bentrokan antar pendukung dan simpatisan. Yakni massa pendukung Ilham Arief Sirajuddin dan Azis Qahhar Muzakkar (IA) terlibat bentrokan dengan massa pendukung Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu’mang (Sayang) di Jalan Hadji Bau. Dalam bentrokan itu, enam korban luka terkena anak panah dan tikaman badik serta lemparan batu.
Bentrokan itu berawal ketika dua kelompok massa bertemua di Jalan Hadji Bau dan saling mengejek. Pulangnya massa dari debat kandidat tidak mendapat pengawalan aparat kepolisian dan juga sejumlah titik rawan tidak dijaga.
Beberapa hari kemudian, tawuran dua kubu yang bersaing di pemilihan gubernur Sulawesi Selatan kembali pecah. Tawuran itu mengakibatkan tujuh orang luka-luka. Salah satu korban yang mengalami luka serius adalah Wakil Komandan Satuan Brimob Daerah Sulawesi Selatan, Ajun Komisaris Besar Polisi Herman Sikumbang.
Aparat Brimob Polda Sulsel itu menderita luka di dada akibat terkena senjata rakitan jenis papporo. Akibatnya, korban mendapat perawatan intensif oleh pihak rumah sakit.
Selain itu, kericuhan pada pemilukada juga terjadi di Kota Palopo. Sejumlah kantor dibakar massa yang beringas. Bahkan satu gedung media harian lokal dibakar massa yang tidak terima hasil keputusan KPUD Palopo.
“Jadi sebenarnya, kalau dikatakan pemilukada di Sulsel sepenuhnya berlangsung dengan aman. Lihat saja, beberapa kali terjadi bentrok antar pendukung. Itu bukti lemahnya aparat kepolisian dalam menanggulangi keamanan,” ujar Wakil Ketua LBH Sulsel, Zulkifli.
Ia mengatakan, faktanya ada terjadi keributan dan kericuhan pada Pilgub Sulsel dan Pemilukada di Palopo. Belum lagi ada beberapa tindak pidana dalam rangkaian pemilukada yang belum jelas penanganannya. (er)