SORONG – Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E, M.A.P dan Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.I.P meresmikan empat satuan baru dan pergantian nama satuan TNI di Mako Armada III Sorong, Papua Barat, Jumat, (11/5/2018).
Panglima TNI menyampaikan bahwa peresmian empat satuan baru yaitu Divisi Infanteri 3/Kostrad, Komando Armada (Koarmada) III TNI AL, Pasmar 3 Korps Marinir TNI AL dan Komando Operasi Angkatan Udara (Koopsau) III.
Dalam kesempatan itu, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto juga meresmikan pergantian nama satuan TNI yaitu Komando Armada RI Wilayah Barat (Koarmabar) menjadi Koarmada-I dan Komando Armada RI Wilayah Timur (Koarmatim) menjadi Koarmada-II merupakan bagian dari rencana TNI yang telah tertuang dalam Peraturan Presiden Nomer 10 Tahun 2010 dan Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2016 serta Program 100 hari kerja Panglima TNI.
“Dengan adanya Satuan TNI baru ini secara dimensi ruang memenuhi unsur kematraan lengkap, maka diharapkan dapat bekerja secara sinergis dan interoperable, untuk menghadapi ancaman serta memitigasi persoalan di wilayah Indonesia Timur secara cepat,” ujar Panglima TNI.
Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, upaya pembentukan empat Satuan TNI baru tersebut memiliki nilai strategis tinggi dan latar belakang yang cukup kompleks. Pasalnya, perkembangan pembangunan kekuatan militer dunia, khususnya di kawasan Asia merupakan salah satu tolok ukur dalam perimbangan kekuatan (balance of power), yang saat ini belanja militer di Asia sudah melampaui Eropa.
Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan bahwa saat ini telah terjadi perubahan paradigma dalam pembangunan kekuatan dan kemampuan militer. Negara-negara Eropa menuju pada perspektif perubahan dari jaman sekarang sampai modern dalam memandang peran militer yang mengarah pada fungsi non-combat untuk menghadapi ancaman-ancaman non-tradisional.
”Sedangkan negara-negara Asia mengalami jalur intelektual berlawanan arah, menuju ke arah modernisasi militer menjadi semakin asertif khususnya pada kekuatan maritim,” ungkapnya.
Disisi lain Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyampaikan bahwa Indonesia dengan luas wilayah terbentang dari Sabang sampai Merauke, memiliki peluang sekaligus tantangan geografis. Kondisi geografis memberikan peluang Indonesia menjadi poros maritim dunia, sebagai jalur komunikasi dan lalu lintas perdagangan.
“Tantangan geografisnya yaitu bagaimana Indonesia, mampu menjaga keamanan baik keamanan masyarakat, maritim maupun nasional, yang berujung pada terjaganya keutuhan dan kedaulatan NKRI,” katanya.
Panglima TNI menyampaikan bahwa dengan semakin meluasnya spektrum ancaman dan tantangan yang dihadapi mendasari pemikiran TNI dalam mengembangkan organisasi, khususnya ke arah timur. Perencanaan strategis TNI ke depan yaitu mengutamakan sinergi dan interoperabilitas TNI, sehingga pembentukan Satuan TNI baru di wilayah Indonesia Timur dilaksanakan secara serentak meliputi Divisi Infanteri 3/Kostrad di Makassar, Koarmada III di Sorong, Koopsau III di Biak dan Pasmar-3 Korps Marinir di Sorong.
Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengucapkan selamat kepada Mayjen TNI Achmad Marzuki sebagai Panglima Divisi Infanteri 3/Kostrad, Laksda TNI I Nyoman Gede Ariawan, S.E, M.M sebagai Panglima Koarmada III, Marsma TNI Tamsil Gustari Malik, S.E sebagai Pangkoopsau III dan Brigjen TNI (Mar) Amir Faisol, S.Sos, M.M sebagai Komandan Pasmar-3 Korps Marinir.
Panglima TNI menyampaikan bahwa wilayah Sorong memang utama karena ujung laut wilayah timur adalah di Sorong. Diharapkan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah dipadukan dengan strategi pembangunan oleh TNI sehingga akan terjadi sinergitas antara Work Breakdown Structure (WBS) dan strategi pembangunan di TNI.
“Memang di wilayah timur untuk satuan-satuan induk khususnya satuan tempur belum ada, sehingga kita sangat segera merealisasikan rencana tersebut, tujuan utamanya untuk melaksanakan operasi di perbatasan untuk menjaga stabilitas keamanan,” ujarnya. (*)