Lintas Terkini

Sulsel Raih Dua Rekor MuRI di Festival Sulsel Menari 2024

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) meraih dua rekor Museum Rekor Indonesia (MuRI) pada Festival Sulsel Menari yang dilaksanakan di Lego-lego, Center Point of Indonesia (CPI), Makassar, Rabu (12/6/2024). (Foto: Pemprov Sulsel)

MAKASSAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) meraih dua rekor Museum Rekor Indonesia (MuRI) pada Festival Sulsel Menari yang dilaksanakan di Lego-lego, Center Point of Indonesia (CPI), Makassar, Rabu (12/6/2024). Sebanyak 24.913 pelajar secara serentak di 24 kabupaten/kota menarikan tari Paddupa, mengenakan baju bodo, baju adat khas Sulsel.

Rekor MuRI yang pertama dicatatkan dengan kategori Penari Pelajar Terbanyak. Kedua, adalah kategori Penggunaan Baju Bodo Terbanyak.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulsel, Muhammad Arafah, mengatakan Festival Sulsel Menari sekaligus rekor MuRI ini berhasil diraih karena dukungan dari Dinas Pendidikan dan OPD lain, yang bahu-membahu demi suksesnya event tersebut. Khususnya arahan dari Penjabat (Pj) Gubernur Zudan Arif Fakrulloh.

“Saya kira, pencapaian rekor dunia ini tidak lepas dari kerja keras teman-teman dan juga arahan dari Bapak Gubernur Prof Zudan Arif Fakrulloh yang tidak henti-hentinya men-support kami dan memonitor setiap gerak langkah kami sehingga pencapaian puncak pada hari ini bisa terlaksana dengan baik,” ucap Arafah.

Menurutnya, peserta terdiri dari 24 kabupaten/kota. Masing-masing kabupaten/kota mengutus 1.000 penari, bahkan ada kabupaten/kota yang mengutus lebih dari itu.

“Tentu, saya merasa sangat senang, bangga, dan terharu karena rupanya kita kompak, sesuai dengan tema Sulsel Menari, South Sulawesi in Harmony, Sulawesi dalam keharmonisan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, pencatatan rekor MuRI ini sekaligus untuk memproklamirkan di seluruh dunia bahwa tari Paduppa memang khas dari Sulsel, begitupun dengan baju bodo yang kerap digunakan pada hari-hari penting atau momen bersejarah serta acara besar lainnya.

Selain itu, kata Arafah, Festival Sulsel Menari ini memiliki dampak secara ekonomi, khususnya kepada mereka yang bergerak di bidang kesenian, bahkan UMKM.

Salah satu penari pelajar dari SMA Katolik Rajawali, Jeni Frans, mengaku bangga bisa ambil bagian dalam Festival Sulsel Menari tersebut dan membawa nama baik sekolah. Selain itu, bisa saling mengenal dengan penari dari sekolah lain sekaligus menambah pengalaman pribadi.

“Kami latihan kurang lebih seminggu. Semoga melalui kegiatan ini, tarian daerah lebih dilestarikan lagi,” tuturnya.

Exit mobile version