MAKASSAR – Langkah digitalisasi yang dilakukan Perumda Pasar Makassar Raya menarik perhatian berbagai daerah di Indonesia. Kali ini, giliran Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang bersama tujuh pemerintah daerah di wilayah kerjanya melakukan Studi Tiru ke Perumda Pasar Makassar, untuk mempelajari inovasi pengelolaan pasar tradisional menuju tata kelola keuangan yang digital, efisien, dan transparan.12 November 2025
Kegiatan yang diawali dengan kunjungan ke Pasar Niaga Daya—pasar percontohan digital pertama di Makassar—dilanjutkan dengan sesi pemaparan oleh Direktur Utama Perumda Pasar Makassar, Ali Gauli Arief. Dalam paparannya, ia menegaskan bahwa pasar tradisional tidak akan mati, selama mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Pasar tradisional itu punya keunikan yang tidak dimiliki pasar modern — mulai dari harga yang bisa ditawar, kedekatan lokasi dengan pemukiman, hingga nilai sosial yang kuat. Hal-hal inilah yang membuat pasar tradisional tetap hidup,” ujar Ali Gauli Arief.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa transformasi digital di lingkungan Perumda Pasar bukan sekadar tren, tetapi kebutuhan mendesak untuk menjaga keberlanjutan usaha. Melalui aplikasi **SIAGA (Sistem Informasi Aset dan Keuangan Perusahaan)**, seluruh proses pungutan jasa seperti retribusi kebersihan, keamanan, hingga sewa kios dan los kini dapat dilakukan secara **non-tunai**.
Digitalisasi ini, kata Ali Gauli, telah memberi dampak besar terhadap transparansi dan efisiensi.

“Kami tidak hanya mengontrol pendapatan secara real time, tetapi juga memastikan data potensi pasar sesuai dengan kondisi lapangan. Ini penting untuk mencegah kebocoran dan mempercepat pelayanan kepada pedagang,” jelasnya.
Selain digitalisasi pembayaran, Perumda Pasar Makassar juga menjalankan lima strategi optimisasi pendapatan, yakni:
1. Digitalisasi jasa pengelolaan pasar melalui e-payment.
2. Audit dan penataan ulang data pedagang.
3. Peningkatan fasilitas dan infrastruktur pasar.
4. Monitoring keuangan real time dengan dashboard digital.
5. Peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan literasi digital.
Dampaknya terasa nyata: sistem keuangan pasar kini lebih efisien, akurat, dan bebas dari praktik tunai yang rawan kebocoran.
BI Malang: Inovasi Digitalisasi Pasar Makassar Jadi Pembelajaran Berharga
Deputi Kepala Perwakilan Kantor BI Malang, Siti Nurfalinda, mengungkapkan kekagumannya terhadap inovasi yang dijalankan Perumda Pasar Makassar. Menurutnya, apa yang dilakukan Makassar bisa menjadi model pengelolaan pasar di daerah lain.
“Kami sengaja membawa tujuh kabupaten-kota dalam wilayah kerja kami ke Makassar karena ingin belajar langsung. Ternyata apa yang kami temukan di sini jauh melampaui ekspektasi,” ungkapnya.
Ia menyoroti penggunaan barcode untuk memantau pembayaran retribusi pasar sebagai hal yang sangat efektif.
“Hanya dengan satu barcode, bisa diketahui siapa yang sudah membayar, siapa yang menunggak, bahkan ke mana aliran pembayaran itu. Ini meminimalisir kebocoran dan meningkatkan kepercayaan publik,” jelasnya.
Menurut Siti, sistem pembayaran ganda—tunai dan non-tunai—yang diterapkan Perumda Pasar Makassar juga merupakan langkah bijak dalam mendorong perubahan perilaku pedagang secara bertahap menuju ekosistem digital.
“Transformasi memang butuh waktu, tapi cara Makassar melakukannya sangat edukatif. Ini bukan sekadar penerapan teknologi, tapi juga pembelajaran sosial,” tambahnya.
Tentang Studi Tiru BI Malang
Kegiatan Studi Tiru ini merupakan bagian dari upaya Bank Indonesia untuk mendorong modernisasi pasar tradisional di seluruh Indonesia. Melalui pembelajaran langsung dari Makassar—daerah yang berturut-turut meraih peringkat pertama pengelolaan pasar terbaik di wilayah timur—diharapkan semangat transformasi digital dapat menular ke berbagai daerah lain.(**)


Komentar