JAKARTA – Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, S.I.P didampingi Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, S.E, M.A.P dan Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna, S.E, S.Sos, M.M beserta pejabat Mabes TNI menyaksikan latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI tahun 2018 melalui video live streaming. Latihan PPRC tersebut yang berlangsung di Selaru-Maluku Tenggara Barat, Morotai-Maluku Utara dan Timika-Papua, di Bandara Mozes Kilangin, Timika, Papua, Sabtu (12/5/2018).
Dalam pengarahannya kepada seluruh peserta latihan PPRC TNI 2018 di Selaru, Morotai dan Timika, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto melalui video call menyampaikan terima kasih kepada Prajurit TNI atas pelaksanaan kegiatan PPRC TNI tahun 2018, khususnya pada saat manuver lapangan yang telah dimulai tanggal 8-12 Mei 2018.
“Secara umum, saya menilai baik sekali dan kegiatan latihan sesuai dengan keinginan kita semua yaitu lancar, aman dan terkendali,” ucapnya.
Lebih lanjut, Jenderal TNI Bintang Empat ini mengatakan, kegiatan latihan PPRC TNI 2018 sepenuhnya diserahkan kepada pelaku, sehingga komando latihan hanya bisa mengawasi dan menilai keputusan di lapangan. Menurutnya, semua kegiatan yang dilaksanakan Prajurit TNI di lapangan sudah dilaksanakan dengan baik.
“Di Selaru saya nilai sangat baik, demikian juga untuk pendaratan Amfibi. Semua ini bisa dilaksanakan dengan baik dan sesuai rencana, termasuk kegiatan yang dilaksanakan di Morotai dan Timika,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Panglima TNI menekankan kepada seluruh pelaku yang berada di tiga wilayah (Selaru, Morotai, Timika) untuk segera melaksanakan inventarisasi personel, peralatan dan lain-lain. Panglima TNI mengingatkan agar personel selalu melakukan pengecekan dan mencatat semua kelengkapan dan kekurangan, baik komunikasi, dukungan logistik termasuk diantaranya adalah aturan-aturan latihan yang ditemukan di lapangan, dan selanjutnya akan menjadi bahan evaluasi.
Dihadapan awak media, Hadi Tjahjanto menyampaikan bahwa kegiatan latihan PPRC TNI 2018 bisa dilaksanakan dengan aman, lancar dan terkendali. Kegiatan ini merupakan latihan pertama yang dilakukan oleh TNI secara utuh.
“Secara utuh maksudnya adalah kegiatan latihan dilaksanakan di tiga lokasi berbeda yaitu Selaru, Morotai dan Timika,” ucapnya.
Menurut Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, hal-hal yang diuji dalam latihan tersebut adalah hubungan komunikasi dan komando pengendali latihan di tiga lokasi tersebut. Menurut dia, tentunya tidak mudah untuk menyamakan pengendalian karena dipengaruhi oleh situasi cuaca termasuk juga medan di masing-masing wilayah.
Latihan PPRC TNI 2018 diikuti oleh 8.018 prajurit TNI, terdiri dari 6.398 orang pelaku dan 1.620 orang penyelenggara. Alutsista yang dilibatkan antara lain dari Unsur Darat : Mortir-81, Hely Bell-412, Hely MI-17, Hely Fennec. Unsur Laut : KRI klas Parchim, KRI LPD, KRI klas LST, KRI klas Sigma, KRI Klas BCM, Hely Bell, BVP-2, 8 LVTP-7, 17 BMP-3F, Kapa K-60, Howitzer 105 MM, BTR-50P (M). Unsur Udara melibatkan pesawat tempur F-16, EMB-314 Tucano, CN-295, C-130, B-737, Hely NAS-332/ES-725.
Tema yang diangkat dalam Latihan PPRC TNI Tahun 2018 ini adalah “PPRC TNI Menghancurkan Kekuatan Musuh di Pulau Selaru, Timika dan Morotai Dalam Rangka Menegakkan Kedaulatan Wilayah Nasional”. Latihan PPRC TNI ini memiliki nilai strategis atau Deterent Effect dalam bentuk suatu satuan TNI yang mampu bergerak cepat untuk menjangkau potensi ancaman yang lebih dari satu trouble spot yang terjadi di seluruh wilayah NKRI. (*)