Apiaty Minta Pembenahan Sistem PPDB di Makassar

Apiaty Minta Pembenahan Sistem PPDB di Makassar

MAKASSAR – Anggota DPRD Kota Makassar, Apiaty Amin Syam, menyoroti masalah pendidikan di Makassar. Salah satunya mengenai sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023.

Hal itu disampaikan Apiaty saat Sosialisasi Penyebarluasan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Hotel Maxone Makassar, Selasa (13/6/2023).

Legislator dari Fraksi Golkar ini, mengatakan, sistem PPDB masih jadi keluhan orangtua calon siswa. Pasalnya, zonasi yang ada tidak mengakomodir banyaknya pendaftar.

“Karena yang lalu saya rasa sudah sangat kurang dibanding dengan tahun 2021 sehingga zona yang ditentukan tidak terpenuhi,” ujar Anggota Komisi D Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kesra) DPRD Makassar ini.

Sebagai Wakil Ketua Dewan Pendidikan Makassar, Apiaty terus berupaya mencari solusi dari masalah PPDB ini. Pihaknya masih berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan (Disdik).

“Janji guru seperti setelah enam bulan sekolah kemudian dimasukkan di sekolah sesuai zona dipilih itu saya sudah minta ke pak kadis untuk dihilangkan karena membuat kesulitan,” ucapnya.

Namun, jika kuota pendaftaran sekolah negeri terlanjur terpenuhi, Apiaty menyampaikan, ada sekolah swasta. Adapun yang mempersoalkan masalah biaya, mereka dapat mengajukan surat tidak mampu.

“Dapat diminta surat pengajuannya itu ke kantor kelurahan jika memang mahal. Ada beberapa sekolah swasta yang menerima,” tutup Apiaty.

Sementara, Dosen UIN Alauddin sekaligus pembicara sosialisasi, Andi Suhada, mengapresiasi apa yang sejauh ini dilakukan Apiaty. Apalagi, terus konsen untuk membenahi pendidikan di Makassar.

“Beliau ini salah satu anggota DPRD Makassar yang terus memperjuangkan pendidikan kita. Kita harus mengapresiasi apa yang dilakukan ibu Apiaty,” ujarnya.

Kendati banyak masalah pendidikan, ia mengingatkan agar peran orangtua dalam mendidik tidak lepas. Sebab, pendidikan terpenting adalah pendidikan karakter.

“Bagaimanapun orangtua harus tetap mengutamakan membimbing anaknya. Hak dan kewajiban memang bersekolah tapi pendidikan di rumah juga penting,” sambungnya.

Terakhir pembicara lainnya, Prof Syamsuddin Hasan, mengatakan, sistem pendidikan saat ini wajib mengadopsi apa yang ada di luar negeri. Dimana pendidikan dianggap penting dari segalanya.

“Harusnya seperti itu. Kita bisa lihat Universitas Harvard di Inggris bagaimana pendidikannya bagus. Pendidikan yang bagus itu bisa membentuk karakter yang cerdas,” ujarnya.

“Anak kita yang saat ini sebagai pemuda merupakan harapan bangsa. Jadi orang tua harus bisa memberikan pendidikan yang terbaik untuk anaknya,” tutup Syamsuddin.