JAKARTA – Upaya mematangkan persiapan pelaksanaan Conference International yang akan digelar di Universitas Islam Sultan Agung (Unisula) Semarang Bulan September 2018, Pengurus BKS PTIS melaksanakan rapat koordinasi. Hal ini disampaikan Ketua Umum BKS PTIS Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar MA di ruang Rektorat Universitas Yarsi Jakarta, Kamis, (12/7/2018).
Hadir Wakil Pembina Prof Dr Edi Setiadi, SH, MH, Penasehat Prof Dr Jurnalis Udin, Prof Dr H. Mansyur Ramly, Prof Dr Saefullah dan Ketua PanitiaConference International dan Call Papers Unisula, Ande Abdullah.
Masrurah Mokhtar menyampaikan bahwa Conference Internasional dan call paper merupakan program unggulan BKS PTIS dalam upaya memacu kuantitas dan kualitas publikasi jurnal international terindeks scopus. Program ini setiap tahun dilaksanakan dan dievaluasi.
Sebelumnya, tahun 2016 di Universitas Islam Riau call paper masih terbatas hanya untuk dosen. Tahun 2017 dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, tidak hanya melibatkan dosen, tapi juga mahasiswa.
“Tahun ini 2018, insya Allah di Unisula, ada peningkatan kualitas kegiatan sebelumnya tingkat nasional, tahun ini skala international yang akan dihadiri 502 PTIS anggota BKS PTIS,” papar Prof Masrurah.
Sementara itu Penasehat BKS PTIS Prof Dr H Mansyur Ramly, mengatakan pemerintah diminta untuk mensupport dengan kebijakan yang berpihak kepada PTIS. Tidak ada diskriminatif dengan PTN.
“Ada kecenderungan karena aturan yang masih ada keberpihakan, sehingga mengurangi kreasi dan inovasi PTIS yang dinamis dan sangat cepat mengikuti perkembangan. Tentu sebagai warga yang baik, kita harus mengikuti aturan yang ada, hanya kadang membuat kebijakan orientasi pengembangan PTN bobotnya lebih tinggi dan kurang relavan dan dinamis,” tuturnya.
Dr Mansyur Ramli memberi contoh, dulu UMI karena ingin membuka program S3, tapi setelah dipetakan dan dievaluasi, belum layak untuk membuka, maka sumber daya yang dimiliki diperbantukan kepada PTIS lainnya untuk membuka. Jadi sesama anggota BKS PTIS saling mensupport dan saling menguatkan.
“Namun dalam perjalanannya saling support SDM tidak bisa lagi dilakukan, karena ada kebijakan pemerintah. Hal tersebut tidak bisa dilakukan lagi di era sekarang,” ujar Alumni Fakultas Ekonomi UMI ini.
Mansyur menegaskan, era perubahan yang serba cepat ini dengan dinamika PTIS menunggu kebijakan pemerintah untuk peningkatan kualitas perguruan tinggi di era revolusi industri 4.0. Menurut dia, BKS PTIS siap mendukung program pemerintah dalam upaya peningkatan kualitas dan kuantitas menuju era global. (*/B)