LUTIM – Bentrok dua kelompok warga di Desa Anging Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur mengakibatkan salah seorang warga yang diduga terlibat bentrok bernasib nahas. Ia terkena senjata api rakitan mengenai bagian dadanya.
Diketahui korban bernama Caccang (21), warga Bantatilang. Korban lansung dilarikan ke Rumas Sakit Umum Daerah (RSUD) terdekat di Luwu Timur untuk mendapat perawatan intensif.
Informasi yang dihimpun bentrok kedua kubu warga pesisir ini bermula pada Selasa, (11/10/2016) sekira pukul 16.00 Wita. Diduga bentrokan ini hanya permaslahan sepele karena merasa tersinggung.
Bentrok yang berawal dari penagihan biaya ongkos sewa perahu terhadap mobil yang akan diangkut pada penyeberangan ke danau,dari Timampu menuju Tokalimbu. Kedua kubu saling bentrok ini hanya persoalan sepeleh, hanya masalah soal penagihan biaya angkut saja.
Saat penyeberangan salah seorang Anak Buah Kapal (ABK) bernama Appe yang akan mengangkut mobil bernama Yogi hendak menyeberang danau dari Timampu menuju Tokalimbu. Namun setiba ke tujuan, Yogi ini hanya mampu membayar senilai Rp100.000, sementara tarif angkutan besarannya senilai Rp250.000 yang dimintai oleh Appe.
“Keduanya pun adu mulut, Yogi yang tak terima dimintai biaya sebesar itu hingga naik pitam lalu memukul Appe,” kata Kapolres Lutim AKBP Parojahan Simanjuntak yang dikonfirmasi, Rabu, (12/10/2016).
Appe yang tak terima dipukuli oleh Yogi lanjutnya, hingga akhirnya menghubungi rekannya yang berda di Desa Bantilang begitu kapal sandar di bibir dermaga Tokalimbo.
Sebanyak 20 orang rekan Appe berada di dermaga pelabuhan menunggu Yogi turun dari kapal. Tak pelak Yogi langsung diserang dan jadi bulan-bulanan oleh rekan Appe.
“Jadi bermula dari penagihan hingga keduanya terlbat adu mulut, selanjutnya Yogi melakukan pemukulan, lalu Appe menghubungi rekannya. Setiba di dermaga pelabuhan Tokalimbo Yogi langsung dikeroyok oleh puluhan rekan Appe. Pihak keluarga Yogi mendengar jika Yogi dikeroyok oleh warga Tokalimbo, akhirnya keluarga Yogi yang berada sebahagian di Tokalimbo dan Desa Ranteangin bergegas ke lokasi, disitulah terjadi bentrok dua kelompok warga,” jelas Parojahan Simanjuntak.
Aparat Kepolisian Polres Lutim bersama Polsek Towuti, Polsek Nuha dan Polsek Asponda saat menerima informasi kata dia, langsung ke lokasi tempat kejadian perkara (TKP). kedua kelompok yang saling serang itu saat petugas kepolisian berada di lokasi langsung membubarkan diri, bentrok berhasil diredam.
“Kami langsung ke lokasi kejadian perkara bersama personil Polsek. Kami hentikan aksi bentrok kedua warga, disamping itu kami melibatkan pihak Kecamatan Towuti, Kepala Desa Tokalimbo, Kepala Desa Rante Angin, Kepala Desa Bantilang, Kepala Desa Loeha, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh agama masing-masing desa untuk melakukan mediasi terhadap kedua kelompok yang saling bersiteru,” ujarnya.
Dengan tegas juga pihaknya meminta kepada kedua kelompok warga untuk saling berdamai. Pihaknya, kata Kapolres ini, menyampaikan kepada warga yang bertikai agar tidak lagi saling dendam hingga terjadi bentrok. Aparat kepolisian juga menyampaikan jika mereka bersaudara, hanya persoalan sepele dibesar besarkan yang justru malah menimbulkan kerugian yang tambah besar.
“Kalau kita mati dalam situasi seperti ini, itu mati konyol namanya, hanya mati sia-sia saja. Keberanian kalian simpan dulu jika negara kita berperang melawan musuh, barulah bisa ditunjukkan keberaniannya ikut berperang. Maka dari itu, kita harus sadar dan ciptakan suasana yang damai agar aktifitas masing-masing berjalan dengan baik tanpa rasa dendam. Kami harap jangan sampai ada lagi yang memicu keributan, jika ada yang merasa keberatan silahkan serahkan kepihak yang berwajib,” tegas Parojahan Simanjuntak. (*)