MAKASSAR – Bendahara Asosiasi Pedagang Pasar Sentral Makassar (APPSM), Mohammad Ramli meminta kejelasan nasib ribuan pedagang Pasar Sentral yang hingga kini masih terkatung-katung.
“Kami sudah cukup lama menderita di tempat penampungan. Sudah enam tahun dan tidak ada kejelasan,” gusarnya.
Persoalan Pasar Sentral selama ini hanya menjadi pembahasan demi pembahasan. Namun tidak pernah dihasilkan satu solusi yang dapat membuat hati para pedagang senang dan bisa menerimanya.
Perbedaan itu timbul disebabkan adanya perbedaan metode dalam penghitungannya. Ada tiga elemen yang menjadi dasar penghitungan saleable area yaitu lods, lantai lima dengan peruntukan terminal, dan penyewa besar.
Harga yang diperhitungkan oleh PT MTIR berbeda dengan perhitungan pedagang. Sementara hitungan dari Pemerintah Kota sama dengan Kadin Sulawesi Selatan.
“Pemkot menghitung secara fair, terbuka, dan transparan,” kata Wali Kota Danny Pomanto. Saya tegaskan bahwa Pemerintah Kota berada di tengah-tengah, tidak memihak,” janji Danny.
Selain tiga hasil penghitungan harga (PT MTIR, pedagang, dan Pemkot Makassa-Kadin Sulsel), Universitas Hasanuddin yang juga urung rembug menyelesaikan polemik Pasar Sentral dengan menyodorkan hasil perhitungan yang berbeda dari ketiganya.
Untuk menyelesaikan sengkarut Pasar Sentral, Walikota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto terus intens memfasilitasi pertemuan-pertemuan antara pedagang dengan pihak terkait. Pertemuan yang membahas nasib ribuan pedagang Pasar Sentral telah digelar secara maraton yang difaslitasi Danny Pomanto, sapaan akrab Walikota Makassar, yang menghadirkan PT MTIR sebagai pengembang Pasar Sentral dan pedagang.
Pertemuan membahas persoalan pengembang dan pedagang Pasar Sentral selama ini berlarut-larut pasca kebakaran pertama kali 27 Juni 2011, disusul kebakaran kedua 11 Januari 2014, dan terakhir 7 Mei 2014. Akibat kebakaran itu ditaksir menimbulkan kerugian materil hingga Rp2 triliun dari tiga ribu lapak dan 130 ruko serta seribu lods milik pedagang kaki lima yang ludes dilahap si jago merah.
Kemudian pengembang hadir membangun kembali Pasar Sentral yang rata dengan tanah akibat kebakaran yang terjadi. Namun pedagang yang punya lods sebelum kebakaran, justru tak mendapatkan jaminan bahwa loods milik mereka akan dikembalikan, justru persoalan semakin rumit.
Itulah sebabnya, belum ada solusi mengenai persoalan Pasar Sentral tersebut. Maka, tampillah Danny Pomanto menjembatani antara pedagang dan pengembang PT MTIR.
Bahkan pada Ramadhan baru-baru, Danny meninjau progres fisik pembangunan Pasar Sentral atau Makassar Mall yang saat itu telah mencapai 60 persen. Dari beberapa kali pertemuan yang digelar telah dipetakan tiga persoalan mendasar dalam penentuan harga.
Pertemuan pun kembali digelar. Kali ini dihadiri oleh Walikota Danny Pomanto bersama Ketua Kadin Sulsel Zulkarnain, Rektor Unhas Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu, perwakilan pedagang dan PT MTIR di Rektorat Unhas, Rabu, (12/10/2016) Hasilnya akan diserahkan ke Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada tanggal 14 Oktober 2016 nanti. (*)