MAKASSAR – Tingkat pertumbuhan ekonomi di Makassar dalam rentan waktu 9 tahun terakhir ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya pertumbuhan ekonomi kreatif yang terbilang signifikan. Hal itu disampaikan Wakil Walikota (Wawali) Makassar, DR Syamsu Rizal MI dalan seminar prospek industri kreatif yang diikuti oleh berbagai komunitas kreatif di Makassar yang diselenggarakan oleh Badan Ekonomi Kreatif Nasional di Hotel Four Point by Sheraton, Kamis (13/10/2016).
Menurutnya, peran pemerintah dalam hal peningkatan kesejahteraan masyarakat, sebagai pendorong memberikan stimulan dan juga menggerakkan enterpreneur. Dengan melihat perbandingan APBD dan PDRD di Kota Makassar, dimana APBD kota Makassar berada diangka Rp3,5 triliun, sementara PDRB per Agustus mencapai Rp102 triliun atau hanya sekitar 2,7 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak tepat jika dikatakan pemerintahlah yang mensejahterakan masyarakat. Tetapi lebih pada fungsi sebagai stimulan.
Baca Juga :
Sementara pertumbuhan ekonomi kreatif mampu berada di 8 hingga 9 persen untuk Kota Makassar. Hal ini selain karena masyarakat dengan berbagai komunitas penggerak yang memang kreatif, juga karena didukung oleh kebebasan melakoni aktivitas.
“Ekonomi kreatif di Kota Makassar, jika awalnya hanya dikenal dengan kuliner sea foodnya, kini semakin meluas dengan berbagai jenis seperti coto, pallubasa. Bahkan berbagai kreatifitas dari segi perfilman juga telah mampu masuk dalam tataran nasional seperti film Athirah, Uang Panai Mahal, Dumba-Dumba, Sumiati, dan Juga Bombe,” ujarnya.
Hal ini patut mendapat apresiasi dan dukungan, sehingga seminar yang digelar saat ini diharapkan mampu menjadi sarana untuk bertemunya orang orang kreatif untuk sharing, berbagi kiat, dan faktor faktor produksi. Sehingga lebih mampu meningkatkan produktifitas.
Sementara itu, Kasudit Edukasi Ekonomi Kreatif untuk Publik Kementerian BUMN, Muh Amin Abdullah menyampaikan apresiasi kepada Deng Ical, panggilan akrab Syamsu Rizal atas kemampuannya memahami persoalan ekonomi di Kota Makassar. Bahkan mampu memaparkannya secara ringan, namun jelas sehingga mudah untuk diterima masyarakat dan juga telah berulang kali menyajikan tentang ekonomi kreatif dikancah nasional.
“Makassar membutuhkan pemimpin seperti Deng ical, seseorang yang sangat memahami persoalan ekonomi, mampu melihat pertumbuhan ekonomi masyarakat, melihat potensi yang dimiliki oleh masyarakat Kota Makassar, dan mampu memaparkannya secara sederhana sehingga mudah dipahami,” ujar Muh Amin.
Pembukaan seminar ditandai dengan pemukulan gong oleh Deng Ical. Ia didampingi oleh beberapa tokoh komunitas penggerak ekonomi kreatif di daerah ini. (*)
Komentar