LINTASTERKINI.COM – Yogyakarta tak pernah sepi. Apalagi suasana di Malioboro bahkan juga tak pernah surut pengunjung. Tak jauh dari Malioboro, ada jalan bernama Wijilan. Daerah itu terkenal sebagai ‘Kampung Gudeg’.
Pantauan media di Malioboro ini, terlihat tukang becak hilir mudik mengantar wisatawan. Mereka, minta diarahkan menuju Jalan Wijilan. Banyak yang penasaran, bagaimana nikmatnya gudeg khas Yogyakarta dengan cita rasa manisnya.
Salah satu warung gudeg paling sohor di Yogyakarta adalah Gudeg Yu Djum yang terletak di Jalan Wijilan Nomor 167 atau selatan plengkung Wijilan. Lokasinya hanya 10 menit dari Malioboro dan hanya lima menit dari Keraton Yogyakarta. Saat berkunjung ke Kota Pelajar ini, gudeg legendaris satu ini wajib dicicipi.
Gudeg Yu Djum adalah warung makan kuliner khas Yogya yang berdiri sejak 1942. Gudeg Yu Djum menyajikan gudeg dengan krecek pedas, ayam dan telor bumbu gudeg, termasuk tahu dan tempe bacem.
Dimasak dengan cara tradisional dan dengan bumbu pilihan yang menjadikan Gudeg Yu Djum memiliki rasa gurih dan manis yang pas. Gudeg Yu Djum cocok dan diminati oleh segala kalangan mulai dari pelajar, mahasiswa hingga artis maupun pejabat sekalipun. Warung ini, buka dari pukul 06.00-21.00.
[NEXT]
Dibuat dengan Bahan Pilihan
Setiap rumah makan gudeg punya pelanggan setia sendiri termasuk warung Gudeg Yu Djum yang telah menjalankan usahanya sejak 74 tahun lalu. Seiring dengan usia yang semakin tua, usaha gudeg Yu Djum makin berkembang. Anak-anaknya pun, ikut turun tangan, mengelola warung Yu Djum yang kini tak hanya ada di satu tempat saja.
Gudeg Yu Djum, punya tiga cabang, di Jalan Kaliurang Km 4,5 Karangasem CT III/22, Jalan Kaliurang Km 5, Koncoran Gang Srikaton 2 serta di Jalan Jogja-Solo sebelum Pertigaan Ring Road Maguwoharjo.
“Menggunakan bahan-bahan terbaik untuk menghasilkan cita rasa gudeg yang nikmat menjadi kunci utama dalam mempertahankan dan mengembangkan usahanya,” ujar Eni menantu Yu Djum ini.
Untuk bahan baku utama membuat gudeg yaitu buah gori atau nangka harus didatangkan dari daerah yang jauh yaitu di Prembun, Jawa Tengah. Gori dari Prembun tidak mudah lembek jika dimasak dalam waktu yang lama.
“Menu tambahan lain seperti ayam juga menggunakan ayam kampung dan telur dari bebek. Kombinasi keduanya menghasilkan rasa yang lebih gurih dan nikmat,” tuturnya.
Untuk menikmati gudeg Yu Djum pelanggan bisa langsung menyantapkan di tempat, atau, bisa juga dibawa pulang.Sedangkan semua harga menu gudeg sudah ada di papan ataupun kertas menu.
“Harga mulai dari Rp17 ribu hingga yang termahal paket kendil dengan harga Rp250 ribu. Semua harga dapat dilihat di menu makanan yang ada di meja,” katanya.
[NEXT]
Usaha Turun-temurun
Ika yang sudah bekerja sejak Gudeg Yu Djum beroperasi empat tahun silam mengaku saat ini hampir semua anak bahkan cucu dari Yu Djum mendirikan rumah makan Gudeg Yu Djum, sehingga banyak alternatif tempat yang terdekat dari rumah untuk makan atau memesan makanan.
“Mbak Sinta cucu dari Yu Djum yang kini jadi anggota DPRD Sleman juga membuka dua rumah makan gudeg Yu Djum yaitu di daerah Dagen dan Plengkung Gading,” tuturnya.
Dari semua rumah makan Gudeg Yu Djum, olahan gudeg dijadikan satu yaitu di Jalan Kaliurang Km 4,5 Karangasem CT III/22. Setelah semua matang maka gudeg didistribusikan di beberapa rumah makan yang dikelola oleh anak maupun cucu Yu Djum.
“Jadi rasa gudeg pasti akan sama dan tidak berbeda,” katanya. (*)
(Sumber : viva.co.id)