MAKASSAR – Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah belum bisa memastikan pelaksanaan belajar tatap muka di Sulsel pada April mendatang.
Meski diketahui pemerintah pusat telah memberikan kebijakan untuk itu dengan beberapa syarat. Namun menurut Nurdin Abdullah, masih ada pertimbangan untuk memulainya.
Yang kata dia, keputusan itu akan diambil jika kasus covid-19 benar-benar sudah terkendali.
Baca Juga :
“Soal target April kan masih ancang-ancang. Kalau kasusnya masih laju, saya kira target kita evaluasi lagi,” kata Nurdin Abdullah dalam keterangannya, Minggu (14/02/2021).
Apalagi kasus covid-19 di Sulsel terkonfirmasi mengalami kenaikan di atas rata-rata.
“Masih sangat berisiko untuk memutuskan belajar tatap muka sekarang. Kita akan mulai jika benar benar sudah aman. Pertimbangan risiko penularan harus dilihat,” pungkasnya.
Sebelum memulai belajar tatap muka, lanjut Nurdin Abdullah, pastinya harus memenuhi semua pertimbangan keamanan. Aman bagi siswa hingga guru dan lingkungan sekolah.
Dia juga bilang, penerapan protokol kesehatan di sekolah harus dipastikan sesuai dengan pelaksanaannya. Meski Sulsel sudah zona hijau.
“Hal yang harus dipahami bersama adalah upaya dalam memutus mata rantai Covid-19. Pengalaman yang ada, Sulsel berada di urutan ke lima jumlah kasus Covid-19. Bahkan tertinggi di luar Pulau Jawa. Saat ini Sulsel sudah zona hijau. Untuk mempertahankan semua ini potensi munculnya klaster baru harus bisa dihentikan. Salah satunya lingkungan sekolah,” jelas Nurdin Abdullah.
Tidak hanya itu saja yang menjadi pertimbangan Nurdin Abdullah. Penyebaran virus corona varian baru yang sedang menyerang Eropa saat ini menjadi kekhawatiran pemerintah. Wabah itu bahkan sudah ditemukan di Asia.
Pemkot Makassar sendiri sebelumnya akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka pada April mendatang. Itu disampaikan Plt Kepala Dinas Pendidikan, Irwan Bangsawan, beberapa waktu lalu.
Petunjuk Teknis (Juknis) pelaksanaan sekolah tatap muka pun sudah disosialisasikan. Itu terkait dengan format pembelajaran dan penerapan protokol kesehatan.
“Kita targetkan April bisa dimulai (sekolah). Tentu kita lihat kurva kasus. Semoga melandai dan dua bulan mendatang turun,” tutur Irwan Bangsawan. (*)
Komentar