MAMUJU – Kasus dugaan korupsi Alat Peraga Kampanye (APK) yang terjadi di KPU Provinsi Sulawesi Barat terus mendapat pengawalan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satu diantaranya adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Manakarra yang menggelar demonstrasi (demo) mempertanyakan perkembangan kasus tersebut..
Tak lepas dari itu, HMI Cabang Manakarra mempertanyakan soal kasus dugaan korupsi APK yang menelan anggaran sebesar Rp9 milyar. Protes terhadap penuntasan kasus dugaan korupsi APK itu dengan menggelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Kejaksaan Negeri Mamuju, Selasa, (14/3/2017).
Suyatman selaku Koordinator Lapangan (Korlap) dalam orasinya menyampaikan, HMI Cabang Manakarra kembali mempertanyakan sampai sejauh mana perkembangan proses hukum dugaan kasus korupsi APK yang ada di KPU Provinsi Sulawesi Barat. Ia meminta agar Kajari Mamuju untuk tetap mengusut sejumlah kasus korupsi yang ada di Sulawesi Barat, khususnya di Kabupaten Mamuju.
Baca Juga :
“Berbagai kasus korupsi di Sulawesi Barat, khususnya di Mamuju ini sangat merusak tatanan daerah kita,” ujar Suyatman dalam orasinya.
Tak lepas dari Kasus APK, ia meminta agar Kajari Mamuju segera menuntaskan kasus-kasus yang selama ini mandet di meja Kejaksaan Mamuju.
Menanggapi hal itu, Kasubag BIN Kajari Mamuju, Malino Pranduk yang menerima massa dari HMI mengatakan, terkait kasus APK sudah dalam penanganan Polda Sulbar. Ia menjelaskan, Kajari Mamuju tidak menerima Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP). Pasalnya, jalur koordinasinya itu ada di Kajati.
Terkait kasus APK antara Kajari dan Polda Sulbar selalu menjalin koordinasi. Adapun persoalan kasus dugaan korupsi APK di KPU Sulbar itu, jalurnya ada pada pihak Polda Sulbar.
“Kami tidak ada wewenang untuk mengintervensi kerja Polda, namun Kasus tersebut sampwi saat ini masih terus berjalan,” tegas Malino Pranduk.
Tak puas dengan jawaban itu, massa HMI kemudian masuk ke halaman Kantor Kajari Mamuju. Massa mencabut salah satu spanduk yang terpasang di depan Kantor Kajari Mamuju tersebut.
Spontan salah satu staf dan tenaga honorer mencoba menghalangi pencabutan spanduk tersebut. Hingga aksi saling dorong pun terjadi. Beruntung aparat kepolisian setempat berhasil mengamankan situasi dan peristiwa tersebut dapat terhindarkan. (*)
Komentar