Lintas Terkini

Kasus Pembunuhan di Pinrang Diduga Bermotif Cekcok Keluarga

Kapolres Pinrang, AKBP Leo Joko Triwibowo (Baju kaos merah putih) saat berada di TKP pembunuhan

PINRANG – Kasus penganiyaan terbilang cukup sadis yang menimpa pasangan Suami Isteri, Arifin (40) dan Ati Sowfana (35) di rumah kontrakannya di jalan Kesehatan, Kelurahan Penrang Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten Pinrang, Jum’at (14/4/2017) sekira pukul 05.00 Wita, mulai menemui titik terang.

Berdasarkan hasil olah TKP sementara yang telah dilakukan Polres Pinrang, diduga kuat kasus sadis ini bermotifkan masalah percekcokan keluarga. Itu disampaikan Kapolres Pinrang, AKBP Leo Joko Triwibowo kepada awak media, Jum’at (14/4/2017) siang.

“Kuat dugaan, kasus ini bermotifkan cekcok keluarga antara suamindan isteri. Itu didasari dari hasil olah TKP sementara, dimana tidak ada barang berharga milik Pasutri ini yang hilang. Selain itu, saat ditemukan warga dan keluarganya, kondisi pintu rumah dalam keadaan terkunci dari dalam sehingga harus didobrak dari luar,” kata Leo.

Dikatakan pula, dua pisau dapur yang penuh noda darah, begitu juga dengan seprei dan kemeja laki-laki yang ada noda darahnya juga ditemukan di TKP. Noda darah juga ditemukan di pembatas tangga menujun lantai dua dan tiga yang diduga noda tersebut adalah darah dari korban Arifin saat naik ke lantai tiga dan lalu terjun ke bawah.

Namun lanjut Leo, untuk kepastiannya, pihaknya masih menunggu hasil olah TKP lanjutan dari tim Labfor Polda Sulsel.

“Kepastiannya, kita tunggu hasil olah TKP tim Labfor Polda Sulsel yang lagi dalan perjalanan dari Makassar menuju Pinrang,” kata Leo.

Seperti yang telah diberitakan lintasterkini.com sebelumnya, Arifin ditemukan tewas mengenaskan dengan cara sadis oleh warga sekitar rumah kontrakannya, Jum’at (14/4/2017), seusai sholat subuh.

Arifin tewas di TKP dengan luka batok kepala atas hancur dam terburai. Sementara isterinya, Ati Sowfana dilarikan ke RSUD Lasinrang Pinrang untuk memdapatkan perawatan medis dengan luka serius di leher akibat gorokan benda tajam.

Beruntung, anak semata wayang Pasutri ini yang masih berusia 7 tahun dan duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar (SD) tidak berada di rumah tersebut saat malam kejadian lantaran menginap di rumah neneknya. (*)

Exit mobile version