Lintas Terkini

Pesantren Ramadan Virtual UMI Bahas Amalan hingga Tradisi Masa Lalu Bulan Ramadan

MAKASSAR — Pesantren Ramadan Virtual Universitas Muslim Indonesia (UMI) masuk hari ke dua, Rabu (14/4/2021). Kali ini, kegiatan yang merupakan tradisi tahunan UMI ini menghadirikan Ketua Pengawas Yayasan Wakaf UMI Syahrir Mallongi.

Dalam pemaparannya, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMI itu menjelaskan banyak hal terkait amalan-amalan yang baik selama menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadan.

“Ada dua amalan pokok yang dapat menghiasi bulan Ramadan, yakni salat, zakat, sedekah, dan lain sebagainya. Serta amalan yang bersifat menahan diri, misalnya puasa dan menjaga diri dari hal-hal yang menyebabkan puasa terganggu,” ungkap Prof Syahrir.

Selain amalan, peserta yang terpantau interaktif ini juga membahas persoalan tradisi masa lalu di saat Bulan Ramadan. Cerita soal ‘Kelambu’ misalnya. Salah seorang peserta, Abdul Hamid, memberikan tanggapan penceramah perihal Kelambu tersebut.

“Tradisi orang tua dulu yang menyatakan lebih baik tinggal di dalam ‘kelambu’ ketika bulan Ramadan tiba. Hal ini dimaksudkan agar terhindar dari berbagai macam godaan yang dapat mengganggu kekhusyukan dalam berpuasa dan beribadah lainnya,” papar Abdul Hamid.

Seperti biasa, Host kegiatan ini adalah Kepala LPDKI UMI Ishaq Shamad dan Kepala Humas UMI Nurjannah Abna.

Ishaq Shamad menyebutkan, paradigrma masa lalu perlu dirubah agar terhindar dari sesuatu yang negatif.

“Di sinilah pentingnya mengubah paradigma umat, dari pandangan masa lalu terkait dengan berdiam diri dan menghindari keramaian selama berpuasa. Sebab di zaman teknologi canggih sekarang ini, dengan internet, orang bisa berselancar kemana saja di dalam kamarnya sendirian sementara ia berpuasa,” beber Alumni Fakultas Agama Islam (FAI) UMI tersebut.

Selain itu, kata Ishaq Shamad, sangat penting melaksanakan anjuran Rektor UMI untuk rajin melaksanakan 3M, yakni “Membaca Alquran, Melakukan Ibadah Salat Wajib dan Sunnah serta Mengeluarkan infak dan sedekah,” ajaknya.

Namun demikian, kualitas amalan membaca Alquran perlu ditingkatkan dengan berusaha juga membaca terjemahnya, kalau perlu baca juga kandungan dan tafsirnya, agar pemahaman kita tentang Islam semakin komprehensif setiap tahunnya. Apalagi umur semakin bertambah.

“Sehingga ibadah dan amalan yang dilakukan seyogyanya semakin berkualitas setiap tahunnya,” tutur alumni UMI tersebur

Sedangkan Nurjannah Abna memilih untuk memberi komentar perihal mendorong aktivitas yang tetap harus produktif meski sedang menjalankan puasa.

“Oleh karena itu, lebih baik tetap keluar dan bekerja secara produktif sambil berpuasa dengan tantangan yang lebih berat, daripada tinggal diam di rumah tanpa melakukan aktifitas yang produktif.

Terpantau hadir dalam kegiatan ini antara lain, Dekan FKM UMI Dr.Suharni, M.Kes, Wakil Dekan IV Fak.Teknik UMI Dr.Nursetiawaty, Ph.D, Kabid Masjid dan Dakwah PKD UMI Drs.Abd. Hamid Sulaiman dan sejumlah dosen, karyawan, dan mahasiswa UMI.(*)

Exit mobile version