Logo Lintasterkini

‘Juku Kambu’ Sajian Khas Lebaran di Tanah Bugis

Abdul Gaffar Mattola
Abdul Gaffar Mattola

Kamis, 14 Juni 2018 23:55

Kuliner lokal Bugis, Juku Kambu (Ikan bandeng berisi).
Kuliner lokal Bugis, Juku Kambu (Ikan bandeng berisi).

MAROS – Ada banyak cara setiap orang dalam menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri, mulai dari berbelanja baju baru hingga membuat sajian makanan untuk menu hari lebaran. Membuat menu hari lebaran ini sudah menjadi kewajiban bagi para ibu rumah tangga.

Tak terkecuali bagi ibu-ibu di Dusun Pammentengang, Desa Borikamase, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Salah satu menu khas tahunan yang selalu menemani santap hari lebaran di desa tersebut ialah “juku kambu’.

Makanan ini merupakan olahan dari ikan bandeng dengan campuran beberapa jenis rempah-rempah selalu menjadi pilihan utama yang wajib ada di daftar menu khas hari lebaran. Juku kambu atau dalam bahasa Indonesia yang artinya isi ikan, karena bahan olahan makanan tersebut berasal dari daging ikan.

Makanan ini merupakan kuliner khas di Tanah Bugis, Sulsel. Selain lebaran biasa juga disediakan pada pesta pernikahan dan acara lainnya. Menu khas ini berbentuk bulat dan berwarna cokelat jika sudah matang, dimana untuk membuatnya daging ikan bandeng harus dikuliti terlebih dahulu.

Kulit dan daging ikan dipisah terlebih dahulu, kemudian daging ikan diambil dan dibentuk bulat kemudian dibalut oleh kulit ikan di sekeliling olahan tersebut. Adapun bumbu yang dibutuhkan untuk menambah rasa khas olahan tersebut yakni bawang putih, bawang merah, lengkuas, garam, telur dan merica.

Cara pembuatan juku kambu jhas Bugis ini dijelaskan oleh Hj Ngai saat ditemui di kediamannya, Borikamase, Maros, Kamis, (14/6/2018). Menurut ibu ini, juku kambu dapat dijumpai di hari lebaran sebagai lauk utama yang menemani buras dan gogos.

“Juku kambu ini sudah menjadi ciri khas warga disini, selalu disajikan setiap lebaran yang bisa dimakan sebagai lauk saat menikmati burasa dan gogos,” ujar Hj Ngai.

Menu dengan kearifan lokal tersebut masih terjaga eksistensinya oleh beberapa penduduk diDusun Pammentengang maupun desa-desa pelosok yang ada di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. (*)

Penulis : Baharuddin Lagasa (Mahasiswa Universitas Muslim Maros)

 Komentar

 Terbaru

News16 Juli 2025 21:46
Canting Restaurant, Vasaka Hotel Makassar Kini Hadir di Aplikasi Online 
MAKASSAR – Canting Restaurant yang dikenal sebagai salah satu destinasi kuliner favorit di Makassar, kini menghadirkan layanan pesan antar makan...
News16 Juli 2025 21:45
TRC Perumda Parkir Makassar Tindak Tegas Jukir Nakal di Jalan Nusantara
MAKASSAR — Tim Reaksi Cepat (TRC) Perumda Parkir Makassar kembali menunjukkan komitmennya dalam menertibkan pelayanan parkir di Kota Makassar, Rabu,...
News16 Juli 2025 20:12
Stabilitas Sektor Jasa Keuangan di Wilayah OJK Sulampua Tetap Stabil dan Terjaga 
MAKASSAR – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat menilai bahwa stabilitas sektor jasa keuangan di wil...
News16 Juli 2025 15:33
Ryo, Dini, dan Azizah Siap Bersaing Jadi Bintang Paling Bersinar di Grand Final Swara Bintang 2025
JAKARTA – Panggung spektakuler Kontes Swara Bintang 2025 akhirnya mencapai puncaknya. Tiga finalis terbaik, yakni Ryo dari Purworejo, Dini dari ...