JAKARTA–Aplikasi panggilan video menjadi bagian yang sangat penting bagi aktivitas pengguna saat ini. Bahkan meskipun ‘new normal’ telah dilaksanakan, panggilan video masih merupakan alternatif terbaik untuk melaksanakan rapat bisnis, homeschooling, berkonsultasi dengan dokter, dan mengobrol dengan teman.
Namun satu hal yang harus diperhatikan oleh pengguna adalah seberapa terpercayanya teknologi ini dalam menjaga keamanan data kita. Terlepas dari meningkatnya kesadaran mengenai keamanan perangkat-perangkat yang terhubung dengan internet, sayangnya masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak terlalu memperhatikan keamanan aplikasi panggilan video yang mereka gunakan.
Hal tersebut menimbulkan pertanyaan: Apakah data pribadi kita digunakan secara tidak bertanggung jawab? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Mozilla sebagai advokat Internet sehat bekerjasama dengan Consumer International dan Internet Society untuk membentuk Lima Standar Keamanan Minimum (Five Minimum Security Standards).
Baca Juga :
Standar keamanan tersebut mengharuskan perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam produksi perangkat yang terhubung Internet untuk memenuhi kebutuhan keamanan privasi oleh penggunanya. Persyaratan yang wajib dipenuhi oleh sebuah aplikasi sesuai dengan standar tersebut meliputi enkripsi, pembaruan keamanan (Security Updates), persyaratan kata sandi yang kuat (Strong Passwords), pengelolaan kerentanan (Vulnerability Management), dan praktik-praktik terbaik untuk privasi data (Privacy Practices).
Kemudian, peneliti-peneliti Mozilla menelusuri 15 aplikasi untuk mendapatkan informasi mengenai privasi dan keamanan. Secara total, terdapat 12 aplikasi yang memenuhi Standar Keamanan Minimum Mozilla, termasuk Zoom, Google Duo/Hangouts Meet, Apple FaceTime, Skype, Facebook Messenger, WhatsApp, Jitsi Meet, Signal, Microsoft Teams, BlueJeans, GoTo Meeting, dan Cisco WebEx.
Sementara itu, terdapat tiga produk yang tidak memenuhi Standar Keamanan Minimum Mozilla, yaitu: Houseparty, Discord, and Doxy.me.
[NEXT]
Standar keamanan minimum tersebut hanya merupakan salah satu dari yang Mozilla temukan. Berikut temuan lainnya dari
penelitian yang dilakukan Mozilla:
1.Persaingan sengit di ranah aplikasi panggilan video-sebuah kabar baik bagi konsumen Zoom pernah dikritik karena kelemahan keamanan dan privasi yang sempat menjadi berita utama di seluruh dunia. Karena ada banyak opsi aplikasi panggilan video lainnya di luar sana. Zoom bertindak cepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Bentuk lainnya yang terjadi adalah, ketika suatu perusahaan menambahkan sebuah fitur yang sangat disukai banyak pengguna, perusahaan lain akan dengan cepat menambahkan fitur serupa ke dalam aplikasi buatannya. Seperti Zoom dan Google Hangouts yang mempopulerkan fitur ‘one-click links’ untuk bergabung ke dalam meeting room, dan Skype baru-baru ini menambahkan fitur yang sama.
Hal ini menunjukkan betapa ketatnya persaingan dalam industri aplikasi panggilan video, mulai dari fitur-fitur hingga kebijakannya. Semua aplikasi menerapkan enkripsi dengan bentuk tertentu, namun tidak semua aspek keamanannya sama.
Tidak semua aplikasi menggunakan enkripsi end-to-end. Fitur ini berfungsi sebagai keamanan aplikasi dimana hanya mereka yang menjadi bagian dari sebuah percakapan yang dapat mengakses konten percakapan tersebut. Aplikasi lainnya ada yang menggunakan enkripsi client-to-server, serupa dengan yang diterapkan browser internet Anda saat mengakses situs web HTTPS.
Saat data bergerak dari satu titik ke titik lainnya, data tersebut tidak dapat dibaca. Meskipun tidak seperti enkripsi end- to-end, setelah data sampai di server perusahaan, barulah data tersebut dapat dibaca.
[NEXT]
2.Aplikasi panggilan video untuk keperluan bisnis dilengkapi dengan serangkaian fitur yang berbeda dari aplikasi panggilan video untuk keperluan sehari-hari. Aplikasi panggilan video seperti FaceTime, Google Duo, Signal, dan Houseparty memiliki serangkaian fitur aplikasi chatting dan panggilan video dengan kemudahan penggunaan. Hal ini sangat berbeda dibandingkan dengan aplikasi panggilan video yang diperuntukan bagi keperluan bisnis seperti Zoom, BlueJeans, GoToMeeting, Microsoft Teams, dan Cisco Webex.
Pengguna yang lebih menyukai sesuatu yang sederhana mungkin tidak akan terlalu cocok dengan aplikasi-aplikasi untuk bisnis tersebut, melainkan mereka akan menggunakan aplikasi panggilan video yang lebih umum dipakai orang. Untuk pengguna aplikasi bisnis yang menginginkan serangkaian fitur yang lebih lengkap dan mampu untuk berlangganan akun premium, mungkin akan memilih aplikasi yang memang difokuskan untuk memenuhi keperluan bisnis.
3.Ada berbagai macam bentuk risiko pada aplikasi panggilan video
Walaupun Facebook tidak menggunakan isi pesan yang Anda kirimkan sebagai target iklan, Facebook tetap mengumpulkan banyak informasi pribadi pengguna, serta informasi mengenai kontak Anda. Selain itu, Whatsapp yang dikenal sebagai aplikasi chatting dan panggilan video, juga tidak lepas dari risiko keamanan.
Whatsapp memiliki nilai lebih karena menggunakan enkripsi end-to-end pada setiap pesan dan panggilan pengguna. Namun sayangnya, sangat banyak informasi salah yang beredar melalui aplikasi ini. Terutama pada masa pandemi seperti saat ini, berita konspirasi dan palsu banyak tersebar melalui Whatsapp.
Lebih jauh lagi, selain hasil penelitian mengejutkan di atas, Mozilla juga menemukan hasil penelitian positif. Mozilla menemukan bahwa semua 15 aplikasi tersebut memiliki fitur perekam yang terpasang tetap (built-in), memungkinkan peserta panggilan mengetahui jika mereka sedang direkam. Selain itu, mayoritas aplikasi tersebut memiliki kemampuan untuk mengatur panggilan video, sehingga mampu meminimalisir kejadian yang tidak disengaja dan tidak bertanggung jawab. (*)
Komentar