MAKASSAR — Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Makassar mencatat kasus kebakaran akibat arus pendek atau korsleting listrik sangat tinggi. Lebih dari 50 persen di tahun ini.
Kondisi ini dinilai kurang baik. Sehingga perlu ada solusi untuk meminimalisasi kebakaran akibat arus pendek listrik tersebut.
Plt Dinas Damkar Makassar, Hasanuddin melaporkan sudah ada 60 kasus kebaran hingga Juli 2021 ini. Sebanyak 39 kasus di antaranya diakibatkan arus pendek listrik.
“Dari laporan yang ada sebagian besar kasus diakibatkan oleh masalah kelistrikan. Kita minta masyarakat memperhatikan kelistrikan mereka,” ujarnya.
Salah satunya adalah kabel-kabel yang merambat di atas plafon rumah. Dia mengatakan kebel tersebut cukup sulit terpantau sehingga sangat rawan. Salah satu upaya mengurangi risiko adalah memperhatikan umur kabel.
“Jadi ada juga masyarakat yang pakai kabel sampai 20 tahun lebih, padahal ini harusnya sudah diganti,” pungkasnya.
Terpisah, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengaku telah mengatensi hal tersebut. Dia saat ini tengah menggagas sistem kelistrikan bawah tanah yang akan diterapkan di Kota Makassar.
Danny—sapaan Moh Ramdhan Pomanto— menyebut telah membicarakan hal ini ke pihak PLN. Namun masih akan dibahas lebih lanjut dalam pertemuan khusus.
“Saya akan calling PLN lah, kebetulan GM PLN tadi malam saya ketemu tapi belum agendakan. Tapi GM sebelumnya saya sudah diskusi masalah ini. Saya sudah sampaikan salah satu cara saya ingin membuat sistem kabel bawah tanah,” ucapnya.
Dia mengaku cukup khawatir dengan masalah keamanan dari instalasi listrik kota. Apalagi beberapa kabel yang digunakan masyarakat sudah cukup berumur dan jarang diganti. Sementara persyaratan penggantian kabel paling lama dilakukan selama 20 tahun.
“Memang sekarang terlihat secara teknis bayak kualifikasi, kabel itu tidak qualified, orang pakai kabel gampang terbakar, coba diliat rata-rata kasus kebakaran karena kabel,” ujarnya.(*)