MAKASSAR – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad mengatakan, korupsi merupakan kejahatan yang luar biasa (extra ordinary crimes), karena sudah merasuki ke semua lembaga negara dan semua sektor dari daerah hingga pusat.
“Jadi, korupsi sudah menjadi fenomena transnasional yang mempengaruhi semua masyarakat dan ekonomi,” katanya dalam kuliah umum di Gedung Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar, Selasa.
Menurut dia, korupsi di Indonesia sudah sangat meluas dan secara sistemik merasuk ke semua sektor baik di tingkat pusat dan daerah, bahkan pada semua lembaga negara dari eksekutif, legislatif hingga yudikatif.
Dia mengatakan, korupsi yang sudah menjadi fenomena transnasional hendaknya juga ditangani secara meluas dan komprehensif. Karena itu, semua pemangku kepentingan (“stakeholder”) harus bekerja sama dan memberikan dukungan dalam memberantas kasus korupsi di negeri ini.
Selain praktik korupsi dilakukan pada tiga lembaga negara, lanjut dia, praktik “intellectual corruption” berupa penyelewengan yang muncul dalam bentuk manipulasi informasi atau ilmu pengetahuan, juga dapat dikategorikan korupsi.
“Sebenarnya pemicu korupsi dapat disebabkan beberapa faktor seperti sikap permisif terhadap korupsi, peraturan perundangan yang belum memadai dan lemahnya integrasi moral,” katanya.
Rendahnya pendapatan/penghasilan, lanjut dia, juga dapat memicu terjadinya praktik korupsi, termasuk kurangnya keteladanan dan kepemimpinan, serta lemahnya penegakan hukum.
Dia mengatakan, semua kondisi itu akan diperparah jika didukung oleh lemahnya sistem penyelenggaraan negara, pengelolaan dunia usaha dan masyarakat yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip “good governance”.
Pada kesempatan tersebut, Abraham juga mengungkapkan bahwa KPK pada 2011 sudah menyelamatkan aset/kekayaann egara sebesar Rp152,9 triliun.
Menurut dia, jumlah kerugian tersebut bila dialokasikan untuk kebutuhan masyarakat, maka bisa memberikan 1,57 juta unit rumah sederhana gratis kepada yang membutuhkan atau memberikan 14,3 miliar liter susu gratis kepada anak rawan gizi dan memberikan sekolah gratis kepada 271 juta orang anak SD selama setahun.
“Termasuk setara dengan memberikan 18,5 miliar beras gratis bagi penduduk yang rawan pangan atau memberikan 31,4 juta unit komputer untuk sekolah-sekolah,” katanya. (ant)
Komentar