MAKASSAR — Program Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (PPs-STIE) Akademi Manajemen Koperasi (Amkop) Makassar mencatat sejarah menjadi Sekolah Tinggi Swasta pertama di Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang membuka Program Doktor Ilmu Manajemen.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah IX Sulawesi Prof. Dr. Jasruddin, M.Si secara resmi menyerahkan SK izin pembukaan Program S3 Manajemen di Auditorium Bata Ilyas, Rabu (12/10/2020).
Turut hadir dalam penyerahan SK izin operasional yakni Ketua STIE Amkop Makassar, Bahtiar Maddatuang, Asisten Direktur 1, Dr. Ir. Mansur Azis, M.Si, Asisten Direktur II, Dr. H. Gunawan, SE, M.Si, Asisten Direktur IIl, Dr. Baharuddin, SE, M.SI serta para dosen.
Baca Juga :
Demikian dikemukakan Direktur PPs-STIE Amkop Makassar, Prof. Dr. H Mattalatta, SE, M.Si didampingi Ketua Dewan Guru Besar STIE Amkop Makassar, Prof Dr Ansar, SE, M.Si dan
Ketua Yayasan Bata Ilyas H. Jamalauddin Bata Ilyas di kampusnya, Jumat (13/11/2020). Dijelaskan, tahun pertama operasional Prodi S3 Manajemen ini akan menerima mahasiswa baru sebanyak 15 orang calon doktor.
“Selama ini sudah ada pelamar sebanyak 50 orang dan akan diseleksi sebanyak 15 orang. Para pelamar ini berasal dari alumni dan beberapa dosen PTS dari KTI,“ sebut Prof. Dr. H. Mattalatta, Guru Besar Ekonomi sejak 2010.
Selama ini ribuan alumni Magister Manajemen telah dicetak STIE Amkop Makassar. Mereka menyebar berkarier di kantor pemerintah dan swasta.
“Para alumni inilah yang senantiasa mendesak almamater membuka Prodi S3 Manajemen, dan alhamdulillah SK izin pembukaan program S3 Manajemen sudah kami terima,“ papar Prof. Dr. H. Mattalatta.
Saat ini sumber daya dosen yang dimiliki PPs-STIE Amkop Makassar sebanyak 40 dosen dengan pendidikan doktor serta dua Guru Besar, dengan jumlah mahasiswa magister 1240 orang. Sesuai rasio dosen tahun akademik 2020 akan menerima mahasiswa baru sebanyak 60 orang.
“Direncanakan pada Bulan Desember 2020 akan menggelar wisuda magister. Selama ini PPs-STIE Amkop Makassar mempunyai ikon dan fokus pada manajemen keuangan negara,“ pungkas pria kelahiran Soppeng, 29 September 1957 ini. (*)
Komentar