JAKARTA – Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Timur Tengah bukan lagi tempat yang ideal untuk belajar tentang Agama Islam. Pasalnya, negara-negara yang tadinya menjadi pusat ilmu Agama Islam, kini tengah dilanda konflik.
Jusuf Kalla mengaku sedih melihat kenyataan tersebut. Di lain pihak, negara-negara Islam di ASEAN harus bersyukur karena masih harmonis.
“Sungguh kadang-kadang menyedihkan melihat itu, karena konflik tanpa akhir, dan bagaimana nyawa manusia dianggap murah. Oleh karena itu selalu pertanyaan kita, bagaimana nilai-nilai ke-Islamannya,” ujarnya, di pembukaan Halaqoh atau pertemuan ulama dan jaringan kerjasama se-Asean di Hotel Salak, Bogor, Jawa Barat, Selasa (1412/2016).
Baca Juga :
- Ingatkan Ancaman Bencana Kemanusiaan Akibat Perubahan iklim, Jusuf Kalla: Tanam Minimal Satu Juta Pohon Satu Tahun
- Sarankan Televisi Tetap Tayangkan Adzan Bersamaan dengan Perayaan Misa, Jusuf Kalla: Itulah Toleransi yang Paling Indah
- Merdeka Belajar Dikritik, Jusuf Kalla: Pendidikan Indonesia Butuh Pembenahan Serius
Tentunya negara-negara yang tengah dilanda konflik itu tidak bisa dijadikan tempat menimba ilmu. Sementara negara-negara di Asean yang masih bisa hidup secara harmonis, adalah tempat ideal untuk menimba ilmu agama.
“Dikhawatirkan nanti anak-anak kita yang belajar disitu nanti pasti terpengaruh dengan keadaan yang ada,” ujarnya.
Secara keilmuan Islam di Asean dan Islam di Timur Tengah tidaklah jauh berbeda. Bedanya, Asean jauh lebih kondusif dari Timur Tengah. Oleh karena itu, menurut Jusuf Kalla, saat ini adalah saatnya bagi umat Islam di Asean berkontribusi terhadap perdamaian dunia, dengan menyebarkan semangat Islam yang harmonis.
“Kita harus menyatakan dalam bentuk upaya untuk menjadikan Islam di Indonesia atau Asean ini sebagai contoh teladan yang lainnya, sehingga kita bukan hanya selama ini belajar, tapi waktunya kita mengajarkan apa yang kita punya,” ujarnya. (*)
Komentar