MAKASSAR – Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menjelaskan semangat pemerintahan yang digagasnya mirip kisah isra mi’raj.
“Saya merancang kota ini berdasarkan al Quran, mirip kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw, menerima perintah salat,” jelas Danny pada peringatan isra mi’raj di mesjid nurut taqwa, Paropo, Sabtu (14/5/2016).
Ketika hendak salat (menghadap Tuhan) kata Danny, maka harus diawali dengan wudhu dan niat. Tidak akan mungkin seseorang mampu menghadap Tuhan jika ia rantasa’ (kotor). Karenanya di awal pemerintahannya program pertama yang dilakukan adalah Makassar ta Tidak Rantasa (MTR).
Selanjutnya dalam salat itu hendaknya dilaksanakan seolah-olah kita bedialog langsung dengan pencipta dan harus dilaksanakan dengan penuh tawadu serta tidak sombong. Menurut Danny, dalam pemerintahannya, hal ini disebut sombere.
Jika orang tidak sombere atau sombong, maka hilanglah proses silaturrahmi di dalamnya. Masyarakat yang sombong kata Danny tidak memungkinkan terciptanya komunitas yang kuat seperti di kampung paropo.
Lalu, saat nabi diperjalankan dari mesjidil haram ke mesjidil aksa hingga ke sidratul muttaha’ dengan waktu yang begitu cepat bagi Danny dimaknainya sebagai teknologi. Hal ini pula sehingga terciptalah konsep smart city di kota ini.
“Jika isra mi’raj adalah pembeda yang diberikan nabi Muhammad dari nabi-nabi sebelumnya, maka MTR membedakan orang rajin dan malas, sombere membedakan orang mau silaturrahmi dan tidak serta smary city adalah pembeda antara orang yang ingin bergerak maju ke depan dan orang yang hanya inhin jalan di tempat,” terang Danny.
Ustad Nasir Jamaluddin sebagai pembawa hikmah isra mi’raj tertegun dengan penjelasan Danny itu. Ia pun membenarkan penjelasan Danny. Orang yang menyebut dirinya beragama mestilah mau menjalankan program wali kota.
“Ternyata pak wali juga penceramah, terima kasih pak. Penjelasan bapak sama dengan yang ingin saya jelaskan sehingga saya tidak perlu capek-capek lagi. Saya hanya ingin menambahkan bahwa dipertanyakan agamanya orang yang tidak mau MTR karena telah ada dalam Alquran ” pungkasnya. (*)