MAKASSAR – Di sudut Pasar baeng-baeng hingga perkantoran di Jalan AP Pettarani, transformasi Pegadaian terlihat dari dua sisi antrean yang semakin rapi karena layanan digital dan papan nama Agen Pegadaian yang kini menghiasi kios-kios kecil.
Perubahan itu bukan sekadar teknologi melainkan usaha merangkul masyarakat yang selama ini sulit mengakses layanan keuangan formal.
Layanan Digital yang Memudahkan
Dalam setahun terakhir, aplikasi Pegadaian yang dilengkapi fitur gadai online, pembelian Bank Emas, dan kalkulator cicilan membuat proses yang dulu memakan waktu menjadi lebih singkat.
Bagi pekerja kantoran di Makassar, hal ini berarti mereka bisa mengelola likuiditas tanpa meninggalkan pekerjaan. Bagi pedagang pasar, agen tetap menjadi jembatan saat kebutuhan layanan tatap muka muncul.
Bank Emas Jalan Masuk ke Investasi
Program Bank Emas menarik bagi mereka yang ingin mulai menabung dengan modal kecil. Di pesisir Maros dan Barru, petani dan nelayan melihatnya sebagai cara menyimpan nilai yang lebih stabil dibanding menabung konvensional.
Agen Pegadaian Ekonomi Lokal dan Literasi
Model kemitraan agen juga membuka peluang usaha mitra lokal mendapatkan komisi, sekaligus menjadi pusat informasi keuangan. Pelatihan literasi keuangan yang digelar pegadaian cabang Makassar menunjang kemampuan agen untuk memberi nasihat dasar kepada nasabah.
ESG Dari Kantor ke Komunitas Pegadaian Makassar mulai menerapkan energi hemat di kantor cabang, serta program CSR yang fokus pada sanitasi pasar dan pelatihan kewirausahaan.
Langkah-langkah ini bukan sekadar citra komunitas merasakan efek langsung saat kapasitas usaha mikro tumbuh.
Kisah Nyata Nurhayati, pemilik warung di Mallengkeri 3, menceritakan bagaimana penjualan musiman membuatnya butuh modal cepat.
“Lewat Agen Pegadaian, proses cepat dan saya bisa kembali buka toko esok harinya,” ujarnya.
Persaingan fintech memaksa Pegadaian berinovasi tanpa meninggalkan basis layanan tradisional. Kuncinya sinergi antara aplikasi modern dan jaringan agen yang memahami konteks lokal.
Transformasi Pegadaian di Sulsel menunjukkan bahwa modernisasi layanan keuangan bisa berjalan beriringan dengan pemberdayaan komunitas lokal bila desainnya mengutamakan akses, edukasi, dan keberlanjutan.(***)


Komentar