AMBON – Wakil Kepala Kepolisian Daerah Maluku Komisaris Besar Hary Prasetyo mengungkapkan, sejumlah tersangka teroris yang ditangkap tim antiteror Detasemen Khusus (Densus) 88 Mabes Polri, di Ambon dan Tual, Provinsi Maluku, memiliki jaringan dengan kelompok teroris Indonesia timur di Makassar.
“Soal jaringan nanti dikembangkan lagi apakah mereka punya hubungan dengan jaringan lain apa tidak, tapi mereka ini punya jaringan dengan kelompok Makassar,” kata Wakapolda kepada sejumlah wartawan saat menggelar konferensi pers di Mapolda Maluku, Sabtu (15/9/2012).
Hary mengakui, dari hasil penyelidikan, W selama ini berperan sebagai penghubung antarjaringan seperti dengan kelompok Makassar dan seterusnya. I berperan sebagai pemasok senjata dan S berperan sebagai perantara.
Hary juga mengatakan, ketiga tersangka teroris ini mempunyai target tertentu di Ambon. Namun, Hary mengaku tidak bisa menjelaskan secara detail apa target mereka tersebut.
Seusai ditetapkan sebagai tersangka, ketiganya langsung diterbangkan ke Jakarta demi kepentingan pengembangan lebih lanjut. “Mereka akan dibawa ke Mabes Polri untuk pengembangan selanjutnya, dan mungkin juga terkait adanya pelatihan militer,” ungkap Hary.
Selain membawa ketiganya, Densus 88 juga membawa sejumlah barang bukti berupa senjata, amunisi, dan dokumen lainnya ke Jakarta. “Sebagian barang bukti juga dibawa Densus ke Jakarta dan sebagian lainnya tetap diamankan di sini,” ujarnya.
Hary juga mengakui, selama operasi digelar, Polda Maluku tugasnya hanya membantu Mabes Polri melalui Densus 88 karena semua penanganan kasus tersebut menjadi kewenangan Mabes Polri. “Kita di Polda tugasnya mendukung dan membantu kerja Densus saja, semua penanganannya langsung dari Mabes Polri,” jelasnya. (kpc)
Komentar