Logo Lintasterkini

Toraja Harus Kembali Bersinar, Frederik Kalalembang Minta Penataan Wisata Lebih Fokus dan Terukur

Muh Syukri
Muh Syukri

Sabtu, 15 November 2025 09:45

Irjen Pol (P) Drs. Frederik Kala'embang (kanan) dan putra bungsunya Ipda Pol Efraim Kalalembang (kiri), berfoto bersama di Mingle Padel Club Cibubur, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025) siang.
Irjen Pol (P) Drs. Frederik Kala'embang (kanan) dan putra bungsunya Ipda Pol Efraim Kalalembang (kiri), berfoto bersama di Mingle Padel Club Cibubur, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025) siang.

CIBUBUR — Di sela aktivitas bermain padel bersama putra bungsunya, Ipda Pol Efraim Kalalembang, di Mingle Padel Club Cibubur, Jawa Barat, Jumat (14/11/2025) siang, Irjen Pol (P) Drs. Frederik Kalalembang menyampaikan pandangan yang lebih dalam tentang masa depan pariwisata Toraja. Frederik yang dikenal dengan slogan JFK ini mengatakan Toraja tidak hanya membutuhkan pembangunan, tetapi penataan yang sungguh-sungguh, fokus, dan berakar pada kualitas.

Frederik menjelaskan, kembali ke era tahun 90-an, Toraja telah berdiri sebagai salah satu ikon pariwisata Indonesia, masuk dalam 10 besar destinasi terbaik dan berada di urutan kedua setelah Bali. Reputasi yang terbangun puluhan tahun itu tidak lahir begitu saja, melainkan dari warisan budaya, alam, dan sejarah yang tak tergantikan. Namun, menurut Frederik, kejayaan hanya akan bertahan bila dibarengi keseriusan dalam merawatnya. “Toraja punya nama besar. Yang kita butuhkan adalah memastikan keindahan itu ditopang oleh ketertiban dan kualitas,” tuturnya.

Frederik menekankan bahwa arah pembangunan berada di tangan Bupati. Ia mendorong agar perencanaan dilakukan dengan hati-hati, tidak mengejar jumlah, tetapi kualitas. Bila kemampuan APBD hanya mampu menyempurnakan lima objek wisata, maka lima itulah yang harus diperlakukan sebagai wajah Toraja. Sarana, prasarana, kebersihan, keamanan, hingga sistem pengelolaan harus rapi dan terukur. “Wisata bukan soal banyaknya tempat, tetapi pengalaman yang diberikan,” katanya.

Menurutnya, selama ini kelemahan utama pembangunan pariwisata adalah kecenderungan untuk membangun tanpa fokus. Banyak objek lahir, tetapi tidak tumbuh. Maksudnya objek tersebut ada, tetapi tidak siap menerima tamu. Wisatawan datang membawa harapan, namun pulang dengan kesan yang tak seharusnya terjadi, sebagai contoh keindahan alam yang disandingkan dengan lingkungan yang belum tertata. “Keindahan Toraja harus hadir dalam suasana yang bersih dan aman, bukan sekadar panorama,” ujarnya.

Objek wisata Patung Yesus Memberkati yang terletak di Bukit Buntu Burake, Makale, Tana Toraja

Frederik memahami bahwa anggaran daerah tidak dapat seluruhnya diserap untuk pariwisata. Namun, justru karena terbatas, fokus menjadi kunci. Lebih baik sedikit tetapi sempurna, daripada banyak tetapi tak terurus. Dan Toraja punya kekuatan tambahan, yakni tongkonan yang merupakan warisan budaya yang tumbuh dari tangan masyarakat sendiri.

Banyak tongkonan yang representatif dan layak menjadi destinasi. Tugas pemerintah adalah melakukan kurasi, memberi standar, lalu membiarkan masyarakat dan travel agent mempromosikan dengan bangga. Dengan begitu, peta wisata Toraja tidak berhenti pada lima titik, melainkan tumbuh melalui kekuatan budaya yang hidup.

Panorama objek wisata tongkonan di Kete Kesu Toraja Utara, memperlihatkan rumah adat khas suku Toraja dengan arsitektur unik seperti perahu dan ukiran yang kaya

Dalam menjaga atmosfer wisata, keamanan adalah syarat mutlak. Frederik berencana berkoordinasi dengan Bupati dan Kapolres pada Desember mendatang guna mewujudkan hal ini. Baginya, kota wisata harus bebas dari rasa cemas. “Wisata tidak akan berkembang di tempat yang ragu dengan keamanannya,” ucapnya. Kebersihan dan ketertiban bukan hanya tuntutan, tetapi janji yang harus ditepati kepada wisatawan.

Ia turut menekankan bahwa pengembangan pariwisata bukan hanya tugas pemerintah. Semua stakeholder harus hadir. Bupati sebagai pengarah utama, masyarakat sebagai penjaga lingkungan, pelaku usaha sebagai penyedia kenyamanan. Frederik berharap pada 2026, Toraja telah memasuki fase baru, bukan sekadar melanjutkan program lama, tetapi menata kembali fondasinya dengan fokus yang jelas.

Hotel, kafe, rumah makan, hingga tempat perbelanjaan harus siap menjadi bagian dari kesan pertama wisatawan. Bersih, aman, dan tertata adalah standar minimal. Ia juga menegaskan perlunya penataan kota yang lebih serius, tanpa warung remang-remang, tanpa ruang bagi transaksi narkoba, tanpa hal-hal yang bisa merusak citra Toraja sebagai kota budaya yang bermartabat.

Frederik kembali mengingatkan Toraja memiliki semua yang dibutuhkan untuk kembali bersinar. Yakni alam, budaya, dan sejarah. Yang dibutuhkan sekarang hanyalah kesungguhan untuk merawatnya.

“Jika kita fokus, dan kita bekerja bersama, Toraja bukan hanya menjadi tujuan wisata, tetapi rumah indah yang dikagumi setiap orang yang datang. Kita optimis kejayaan Toraja sebagai destinasi unggulan bisa kembali terwujud,” terang anggota Komisi 3 DPR RI Fraksi Partai Demokrat Ini. (*)

 Komentar

 Terbaru

Ekonomi & Bisnis22 November 2025 02:37
IOH Rayakan Perjalanan ke -58 Tahun, Perkuat Komitmen Hadirkan AI Lebih Inklusif
JAKARTA – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) menandai perjalanan 58 tahun dengan menegaskan transformasi perusahaan menuju AI TechCo y...
Ekonomi & Bisnis22 November 2025 02:31
Resmi Dibuka, Forum Ekonomi Regional 2025 Kabar Grup Sorot Pilar Baru Ekonomi Nasional
MAKASSAR – Forum Ekonomi Regional Indonesia Timur 2025 yang digagas Kabar Group Indonesia resmi dibuka di Ballroom UNHAS Hotel & Convention deng...
Ekonomi & Bisnis22 November 2025 02:27
Spesial Paket New Year Eve 2026 dari Aerotel Smile Makassar bertema Box Office Indonesia
MAKASSAR – Aerotel Smile Makassar yang terletak di Pusat Kota Makassar akan meluncurkan Spesial Promo New Year 2026 dengan mengangkat Tema Box O...
Ekonomi & Bisnis22 November 2025 02:21
Perkuat Layanan di Indonesia Timur, OJK Resmikan Kantor OJK Papua Barat dan Papua Barat Daya
MANOKWARI – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan komitmennya untuk hadir lebih dekat dengan masyarakat dalam memperkuat literasi keuangan, me...