TIONGKOK – Lagu kebangsaan Tiongkok, “Barisan Para Relawan” yang tampaknya memberikan instruksi jelas kepada penduduk Shanghai yang sudah jengkel dengan kebijakan lockdown pemerintah dan dianggap menindas. Kata-katanya adalah “Bangkitlah, rakyat yang tidak dijadikan budak.”
Tetapi ketika penduduk dari kota tempat lahirnya Partai Komunis Tiongkok mulai memposting baris pertama yang memberi semangat itu di Weibo, versi Tiongkok dari Twitter, penguasa memblokirnya. Juga sebuah baris lagu yang bermakna: “Bangkit! Bangkit! Bangkit!”
Lagu kebangsaan Tiongkok merupakan cerminan kuat dari tradisi, sejarah, dan keyakinan dari negara itu. Dalam tahun-tahun awalnya, lagu kebangsaan Tiongkok, lagu tema dari film populer pada tahun 1935, “Putra-Putra dan Putri-Putri Dalam Masa Badai,” mendesak perlawanan terhadap tentara Jepang yang melakukan invasi terhadap Tiongkok.
Tetapi meskipun komposisi lagu itu memiliki asal-usul yang sifatnya patriotik, penguasa Tiongkok melarang bagian pertama dari lagu tersebut, dan juga bagian lain yang menyemangati selama masa pandemi COVID 19 berlangsung.
Penguasa langsung melarang lagu kebangsaan ini dikutip setelah COVID 19 untuk pertama kalinya diidentifikasi pada Desember 2019 di Wuhan.
Pembisuan Dr. Li Wen-liang, yang menerbitkan peringatan tentang virus baru yang menular ini dan kemudian membunuh dirinya, memicu kemarahan dikalangan netizen yang memposting lirik-lirik sama di Douban, versi Reddit dari Tiongkok. Demikian menurut situs Language Log.
Kemudian penguasa Tiongkok memblokir baris pertama lagu kebangsaan itu karena apa yang dikilahkannya “memuat politik atau ideologi yang radikal,” demikian menurut posting di Twitter. (jm/ps)
Sumber : VOA