MAMUJU – Korban bencana akibat gempa magnitudo 6,2 yang mengguncang Sulawesi Barat khususnya di Mamuju dan Majene, terus bertambah.
Gempa tersebut diketahui mengakibatkan sejumlah bangunan ambruk dan sebanyak 46 warga meninggal dunia dari 15.000 orang terdampak.
Tim SAR pun menyibak puing demi puing material reruntuhan bangunan. Ada seng. Tembok batu bata. bahkan ada beton.
Hingga pasukan berseragam oranye tiba-tiba terhenyak. Lantaran ada dua jasad ditemukan di sebuah reruntuhan rumah makan, di Kelurahan Binanga, Kecamatan Mamuju, Mamuju, Sulawesi Barat.
Pasukan oranye yang sejenak terdiam lantaran menemukan jenazah sedang berpelukan. Mereka adalah pasangan suami istri, yang diketahui yakni, Bahranto dan istrinya.
Sulasmi menyebutkan bahwa keduanya mengelola rumah makan itu. Baru dua hari beroperasi. Total, kedua korban baru lima hari mendiami bangunan itu. Tiga hari membenahi, dan dua hari beroperasi. Bangunan ruko itu mereka sewa senilai Rp 55 juta setahun.
Selain itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali merilis data terbaru korban bencana gempa di Sulawesi Barat (Sulbar).
Menurut Kapusdatinkom BNPB, Raditya Jati, dalam gempa kali ini, ada empat wilayah terdapat yang terdampak gempa, diantaranya Kota Mamuju, Majene, Mamasa dan Polewali Mandar.
Selain itu, lanjut Raditya Jati, ada tiga titik longsor terjadi di Kabupaten Majene, namun akses jalan dari Mamuju-Majene sudah bisa dilalui oleh kendaraan.
“Untuk di Majene, ada 415 rumah rusak dan masih dalam proses pendataan, satu unit puskesmas rusak berat, satu kantor rusak berat,” bebernya.
Sementara di Mamuju, kata Raditya Jati, gempa mengakibatkan Hotel Maleo rusak berat, kantor Gubernur Sulbar rusak berat, rumah warga rusak dan masih dalam proses pendataan, RS Mitra Manakarra rusak berat, dan satu minimarket rusak.
“Untuk jaringan listrik di Mamuju dan Majene, sebagian sudah menyala, komunikasi seluler sebagian sudah stabil, sebagian belum,” ungkapnya.(*)
Komentar