JAKARTA — Satgas Penanganan Covid-19 meyakinkan masyarakat dunia bahwa vaksin Sinovac aman, berkhasiat dan halal. Saat ini vaksin tersebut sedang disuntikkan kepada masyarakat Indonesia dalam program vaksinasi nasional.
Meski demikian masih banyak masyarakat dunia yang mempertanyakan keampuhan vaksin tersebut. Penyebabnya, karena vaksin Sinovac memiliki efikasi sebesar 63,5 persen di Indonesia, dibandingkan sejumlah vaksin sejenis dari produsen lain yang dilakukan uji klinis pada sejumlah negara lain di dunia.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan kepada masyarakat dunia bahwa vaksin adalah upaya negara dalam melindungi masyarakatnya dari ancaman pandemi Covid-19. Vaksinasi yang dilakukan, tambah dia, demi tercapainya kekebalan komunitas atau herd immunity.
Baca Juga :
Hal itu disampaikan dalam agenda International Media Briefing secara daring di Gedung BNPB, Kamis (14/1/2021) yang juga disiarkan Kanal YouTube Sekretariat Presiden. Dia mengungkapkan, bahwa Indonesia telah menerima rekomendasi dari WHO (World Health Organization) bahwa vaksin dengan nilai efikasi diatas 50 persen dapat diterima.
“Dan kita tahu, jika angka lebih rendah, tentunya orang yang akan divaksinasi akan lebih banyak jumlahnya. Dan itu saya kira adalah tantangan untuk berbagai negara di dunia termasuk Indonesia,” kata Wiku.
[NEXT]
Menurut dia, Pemerintah akan terus memastikan bahwa program vaksinasi akan berjalan dengan baik. Pemerintah juga terus mengikuti hasil uji klinis vaksin Covid-19 di berbagai belahan dunia dengan beragam jenis vaksin.
“Hal itu demi tercapainya kekebalan komunitas atau herd immunity di Indonesia,” ujarnya.
Untuk hasil uji klinis tahap 3 di Indonesia sendiri, vaksin Sinovac telah lulus. Kelulusan uji klinis dibuktikan dengan dikeluarkannya rekomendasi Emergency Use of Authorization (EUA) yang dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Dalam uji klinis tahap 3, dilakukan oleh Universitas Padjajaran di Bandung dan PT Bio Farma untuk memastikan prosesnya berjalan lancar. Pemerintah juga melibatkan para pakar dalam proses uji klinis tahap 3 termasuk program vaksinasi.
“Dan dalam prosesnya, pemerintah juga bersikap transparan dan terus menginformasikan kepada masyarakat tentang perkembangan uji klinis vaksin Covid-19 tersebut,” pungkasnya. (*)
Komentar