MAGELANG – Di tengah pelaksanaan ibadah puasa Ramadan 1446 Hijriah, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menyambangi Kota Magelang, Jawa Tengah. Kedatangannya disambut oleh peserta didik SD Muhammadiyah Satu Alternatif (Mutual) Kota Magelang dengan penuh hangat dan kegembiraan.
Dalam kunjungan ini, Menteri Mu’ti meresmikan Klinik Pratama KH. Ahmad Dahlan sekaligus menyampaikan pentingnya pendidikan sebagai upaya membangun masyarakat intelektual. “Peresmian klinik ini bukan hanya sebagai upaya layanan kesehatan saja, melainkan juga upaya membangun masyarakat yang kuat. Selain aspek kesehatan, kunci pokok dalam membangun masyarakat juga adalah dari pendidikan,” ungkap Mendikdasmen, Abdul Mu’ti, di Magelang, Jumat (14/3/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Mu’ti menyoroti pentingnya hidup sehat yang berfondasi dari tiga pilar, yaitu makan sehat dan bergizi, beribadah, dan lingkungan sosial yang sehat. “Dalam konteks ini kami di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) juga telah mencanangkan Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat sebagai upaya menciptakan generasi emas Indonesia 2045,” ujarnya.
Baca Juga :
Selanjutnya, setelah melakukan peresmian Klinik Pratama KH. Ahmad Dahlan, Menteri Mu’ti melanjutkan agendanya dengan menjadi pembicara Siraman Pelita Hati (SIMPATI) di Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMA). Dihadapan ratusan peserta, Menteri Mu’ti mengungkapkan bahwa peristiwa Nuzulul Quran merupakan momentum awal membangun peradaban dan tradisi baru melalui pendidikan.
“Setidaknya, peristiwa Nuzulul Quran memiliki lima makna dalam keterkaitannya dengan pendidikan,” tutur Menteri Mu’ti.
Makna pertama diungkap oleh Menteri Mu’ti bahwa Nuzulul Quran mengajarkan manusia untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Secara tidak langsung makna ini juga membuktikan bahwa pendidikan telah dimulai sejak manusia masih berada di dalam kandungan seorang ibu.
“Makna kedua yaitu Nuzulul Quran menjadi momentum perubahan tradisi lisan menjadi tulisan. Dimana pada masa itu memperlihatkan bahwa tradisi tulisan menjadi wadah dalam dakwah ajaran keislaman,” paparnya.
Lebih lanjut, pada makna ke tiga Menteri Mu’ti menjelaskan bahwa Nuzulul Quran melalui wahyu pertama mengajarkan manusia untuk mampu membuka diri, berusaha, dan berubah dengan cara belajar. Serta, makna ke empat diungkap bahwa Nuzulul Quran menjadi proses belajar yang terus berkembang seiring dengan turunnya al quran.
“Oleh karena itu, makna terakhir sekaligus menjadi muara peristiwa Nuzulul Quran adalah bagaimana empat makna sebelumnya menjadi pondasi dan strategi membangun peradaban melalui pendidikan,” tutup Menteri Mu’ti.
Selain itu, pada kunjungan ini Menteri Mu’ti juga menjadi imam dan khotib pada salat Jumat di Masjid At-Tanwir Kota Magelang. Turut mendampingi dalam agenda ini Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Provinsi Jawa Tengah, Nugraheni Triastuti. (*)
Komentar